Pangandaran, Ciamis (ANTARA News) - Para nelayan di Pantai Pangandaran, Ciamis, Jabar, sudah mulai melaut dan ikan hasil tangkapan beberapa nelayan pada hari pertama melaut, Rabu pagi, pasca bencana Tsunami sudah mulai ditampung pembeli dari beberapa daerah di Kabupaten Ciamis maupun Cilacap. Bahkan beberapa orang nelayan mengaku mendapatkan ikan hasil tangkapan yang sangat memuaskan yang terdiri dari ikan Tenggiri dan Layur. Salah seorang nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan cukup banyak itu adalah Sobirin (36), yang pulang melaut mengantongi uang senilai Rp1 juta atas hasil ikan tangkapannya yang dibeli seorang pembeli asal Cilacap. Sedangkan para nelayan lainnya mendapatkan hasil tangkapan bervariasi antara Rp300 ribu hingga Rp600 ribu. Meski baru sembilan orang nelayan yang melaut pasca Tsunami itu, namun hal itu memberikan gairah kepada nelayan lainnya untuk kembali melaut. Salah satu kendala yang dihadapi oleh para nelayan adalah belum adanya pembeli ikan-ikan mereka. Namun setelah `dicoba` oleh beberapa nelayan akhirnya ikan hasil tangkapan mereka cukup memuaskan. Mereka berangkat Selasa sore (25/7) kemarin yang terdiri sekitar 25 orang. Mereka dilepas oleh para nelayan lainnya yang sama-sama `greget` untuk segera melaut namun perahu dan alat tangkap ikan mereka masih diperbaiki. "Rabu ini sekitar 20 nelayan lainnya akan melaut, kebetulan perahu dan alat tangkap ikan mereka masih utuh," kata Jeje Wiradinata, Ketua DPRD Jabar yang juga Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Pangandaran. Sementara itu, Pemkab Ciamis juga sudah memberikan dana stimulan berupa 20 liter bensin untuk seorang nelayan sebagai modal untuk melaut. Menurut data terakhir, jumlah perahu yang masih utuh saat ini sebanyak 370 unit. Namun itupun belum sempurna karena beberapa jaring dan alat tangkap ikan lainnya milik para nelayan masih diperbaiki. Menurut beberapa orang nelayan, mungkin dalam seminggu ke depan seluruh nelayan yang perahunya masih utuh sudah bisa melaut kembali. Sedangkan sisanya yang mengalami rusak sedang dan ringan akibat terjangan tsunami 17 Juli 2006 itu saat ini masih diperbaiki.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006