Brebes (ANTARA News) - Jalan penghubung antara Losari-Tegal tepatnya di kawasan Pejagan, Jawa Tengah, mengalami kemacetan puluhan kilometer, pada Rabu pagi, yang disebabkan adanya truk mogok.
"Jalan Pejagan ini mengalami kemacetan sekitar 10 kilometer karena ada truk mogok, dari arah Jakarta ke Semarang (Losari--Tegal). Sebaliknya dari arah Semarang ke Jakarta (Tegal--Losari) juga ada truk mogok," kata Staf Satuan Kerja Pelaksana Jalan Wilayah 1 Jawa Tengah, Ditjen Bina Marga Kementerian PU, Parjo, dijumpai di jalur lokasi kemacetan, di Pejagan, Jawa Tengah, Rabu.
Berdasarkan pantauan, akibat truk mogok, terjadi kemacetan cukup panjang, dari arah Losari menuju Tegal.
Kemacetan panjang yang didominasi truk-truk kontainer berukuran besar, menyebabkan jalan sepanjang Losari-Tegal menjadi bergelombang, karena terlalu lama menahan beban truk di satu titik.
"Jalan ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan dengan beban maksimal delapan ton. Tapi saya tidak tahu berapa beban truk-truk yang lewat sini karena itu sudah ada petugas timbang yang mengecek," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, rombongan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ditjen Bina Marga Kementerian PU, bersama perwakilan Komisi V DPR RI dan jajaran Korlantas Polri tengah melintas untuk meninjau sarana dan prasarana mudik di sepanjang Jalur Pantura dari Jakarta menuju Semarang.
Ketua Komisi V DPR RI Laurens Bahang Dama yang menyaksikan kemacetan itu mengatakan, kemacetan akibat truk mogok seharusnya bisa dengan cepat diatasi.
"Bagaimana ini belum lebaran macetnya sudah berapa puluh kilometer seperti ini. Harusnya ada Jasa Marga yang bertindak cepat," kata Laurens di lokasi kemacetan.
Salah seorang warga sekitar bernama Waryono mengatakan kemacetan di Pejagan sering kali terjadi. Kemacetan tersebut menurut dia, mengganggu warga karena debu-debu yang diterbangkan oleh truk-truk di lokasi.
"Kalau macetnya seperti sekarang ini hanya 10 kilometer. Tidak jarang macetnya sampai daerah Bulakamba itu 15 kilometer, kasihan warga di sekitar sini, jalannya rusak," kata dia.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013