Ankara (ANTARA) - Pejabat Badan Perikanan Jepang pada Rabu (13/12) menyatakan pembuangan air limbah nuklir Fukushima tidak ada hubungannya dengan kematian ribuan ikan di Pulau Hokkaido, Jepang utara.

Pejabat bernama Mori Ken itu mengatakan otoritas telah mengonfirmasi bahwa tritium di laut lepas pantai Fukushima berada di bawah tingkat yang terdeteksi.

"Sindiran bahwa kematian ikan disebabkan air limbah olahan tidak berdasar," kata Ken seperti dikutip media Jepang NHK.

Ken menambahkan penyebaran informasi yang belum diverifikasi dapat menimbulkan situasi yang mengkhawatirkan.

Ribuan ton ikan sarden dan ikan kembung mati terdampar di pantai Jepang utara sehingga menutupi garis pantai sepanjang 1,5 kilometer di sekitar pelabuhan perikanan Toi di Hakodate selatan, Pulau Hokkaido.

Baca juga: Jepang: Tak ditemukan tritium pada sampel ikan dekat PLTN Fukushima

Para pejabat memperkirakan bahwa sedikitnya 1.000 ton ikan, yang kebanyakan adalah ikan sarden dan beberapa ikan kembung, terdampar di pantai pada 7 Desember. Akan tetapi, katanya, jumlah tersebut kemungkinan bertambah.

Jepang mulai membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima pada Agustus tahun ini, yang menuai reaksi keras dari China dan partai-partai oposisi di Korea Selatan dan Kepulauan Solomon.

Otoritas Beijing melarang impor makanan laut asal Jepang setelah Tokyo melanjutkan rencana pembuangan air limbah PLTN Fukushima.

PLTN Fukushima memiliki lebih dari satu juta ton air limbah olahan untuk dibuang melalui proses yang berlangsung selama 30 tahun.

Pasca gempa dan tsunami pada 2011, PLTN Fukushima terpaksa ditutup setelah mengalami kecelakaan nuklir terbesar sejak 1986 di Chernobyl.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jepang akan bantu nelayan yang terdampak sanksi China

Baca juga: Menakar bahaya air limbah PLTN Fukushima

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023