Jakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mendapatkan doa khusus dari ulama kharismatik Abuya Muhtadi saat melakukan safari politik di Banten, Rabu (13/12).
Hal itu disampaikan Mahfud dalam keterangan diterima ANTARA di Jakarta, Kamis pagi.
Awalnya, Mahfud menyambangi salah satu pondok pesantren di Banten, yaitu Ponpes Roudlotul Ulum, Cidahu, Cidasari, Pandeglang. Sebelum dialog dan orasi kebangsaan dengan ulama se-Banten, Mahfud sowan terlebih dahulu dengan tokoh dan ulama kharismatik Banten Abuya Muhtadi.
Usai bertemu di kediaman Abuya Muhtadi, Mahfud menghadiri dialog bersama ratusan santri dan ulama Banten di sebuah aula yang biasa dipakai untuk ngaji kitab kuning para santri. Para santri menyambut Mahfud dengan shalawat badar, dan berebut untuk bersalaman.
Dalam acara tersebut, Dewan Pimpinan Pusat Majelis Muzakarah Muhtadi Cidahu, Banten (M3CB) di Majelis Cidahu menyatakan, warga Nahdlatul Ulama (NU) bebas memilih dalam pilpres. Kendati demikian, pilpres jangan sampai bikin cek-cok antarsaudara.
"NU bebas memilih. Tetapi kalau saya tetep ke Pak Mahfud dan Pak Ganjar. Kenapa Pak Mahfud? Beliau kawan saya di PKB dulu," tuturnya.
Abuya Muhtadi bahkan secara khusus mendoakan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD agar sukses dan memenangkan Pilpres 2024.
"Mangga pilih calon-calonnya. Tapi Mangga singkatan, Mahfud-Ganjar. Sukses, sukses, sukses Mangga. Mahfud Ganjar," doa Abuya Muhtadi diamini ratusan santri dan ulama yang hadir.
Dalam orasi kebangsaannya, Mahfud menegaskan dia tak akan kampanye politik elektoral. Namun, kampanye politik kebangsaan.
"Saya yakin, tidak perlu kampanye apa-apa. Beliau Abuya Muhtadi sudah tahu, beliau ilmunya dan makrifatnya tinggi. Tanyakan ke beliau. Saya tidak akan kampanye elektoral," ucap Mahfud.
Mahfud lebih banyak berbinlcara soal peran santri dan umat Islam dalam mencintai serta menjaga tanah air. Sebagai santri, Mahfud amat berkesan dengan pelajaran di pondok pesantren yang selalu mengutamakan mencintai tanah air. Itulah mengapa lagu pertama yang berkumandang dalam setiap acara di Ponpes, adalah Indonesia Raya.
"Hingga ada ungkapan Hubbul Wathan Minal Iman. Maka pesantren yang benar, adalah yang tidak boleh melahirkan orang-orang yang radikal," tuturnya.
Mahfud juga mengulas panjang lebar tentang Piagam Madinah semasa Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad amat kosmopolit dan inklusif.
Inilah yang ditiru oleh para ulama pendiri bangsa yang telah memberikan nilai-nilai keIslaman pada Indonesia.
"Indonesia ini negara Islami, tapi bukan negara Islam. Jangan eksklusif, harus inklusif. Tidak boleh ada diskriminasi kepada kelompok rentan. Mari kita jaga Indonesia ini dengan penuh kecintaan," ungkap Mahfud.
Soal rencananya maju sebagai Cawapres, menurutnya, dia tak pernah mencari-cari kekuasaan. Sebelum diumumkan sebagai cawapres 18 Oktober, hingga 14 Oktober dia tidak tahu akan diminta jadi Cawapres.
"Saya tidak pernah melakukan pendekatan apapun. Saya tidak lobby. Saya tak bikin iklan dan spanduk. Saya tak minta masuk survei. Sebab saya ingat hadis yang menyebut, jangan minta-minta jabatan. Kalau minta-minta, Allah tak akan membantu. Kalau diminta oleh rakyat, Allah akan membantu," tandasnya.
Sebelum meninggalkan Banten, Mahfud berziarah ke Makam Abuya Dimyati, yang lokasi maqbarohnya tak jauh dari kediaman Abuya Muhtadi.
Sebelumnya, Mahfud menghadiri Seminar Kebangsaan di Universitas Faletehan, Cilegon, Serang, Banten. Di sini Mahfud bicara banyak soal penegakan hukum dan menggelorakan semangat anti KKN.
Mahfud juga menyempatkan dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat dan jawara Banten di Rumah Pemenangan Ganjar Mahfud, Desa Warunggunung, Lebak, Banten. Di acara ini, Mahfud diangkat sebagai Warga Kehormatan Jawara Pantura Banten. Mahfud diberi peci warna merah dan dipakaikan baju pangsi warna hijau milik salah satu perguruan jawara. Selain itu, Mahfud mendapat surban dan golok. Ini sebagai simbol bahwa Mahfud menjadi bagian dari warga jawara Banten.
Baca juga: Abuya Muhtadi jadi Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud
Baca juga: Abuya Muhtadi tegaskan dukung Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Baca juga: Ganjar Pranowo silaturahmi ke ulama Banten Abuya Muhtadi
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023