Pertama mereka semua datang (ke Paris) untuk bertemu dengan presiden guna menjelaskan siapa mereka, apa strategi mereka, apa yang mereka ingin lakukan dengan Koalisi, apa yang ingin mereka lakukan dengan Suriah tapi juga dengan pihak oposisi."Paris (ANTARA News) - Ketua oposisi Suriah yang baru, Ahmad Jarba, pada Selasa tiba di Paris guna melakukan kunjungan dua hari yang ditujukan untuk meyakinkan Prancis agar meningkatkan bantuannya bagi para pemberontak dalam memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Jarba, yang didampingi oleh panglima Tentara Pembebasan Suriah (FSA) Selim Idriss serta para pemimpin oposisi lainnya, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Francois Hollande pada hari Rabu, lapor AFP.
Kunjungan Jarba itu merupakan yang pertama kali ia lakukan ke Prancis sejak dirinya terpilih sebagai ketua oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional Suriah, pada 6 Juli lalu.
Dari Prancis, Jarba akan bertolak ke New York untuk melakukan serangkaian pertemuan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Inggris mengatakan pihaknya telah melangsungkan pertemuan tidak resmi Dewan Keamanan PBB --yang beranggotakan 15 negara, termasuk Rusia dan China, dengan para pemimpin oposisi Suriah hari Jumat.
Para pejabat Prancis mengatakan pembicaraan juga direncanakan akan dilakukan bagi pihak oposisi dengan London dan Berlin.
Seorang sumber dari kalangan diplomat Prancis mengatakan Idriss diperkirakan akan menekankan keinginan para pemberontak agar Barat memberikan bantuan persenjataan, termasuk peluru-peluru kendali anti-tank dan anti-pesawat.
Para pendukung pemberontak di Barat telah memperlihatkan keraguan mereka untuk menyediakan persenjataan bagi oposisi Suriah di tengah kekhawatiran bahwa persenjataan bisa jatuh ke tangan kelompok-kelompok radikal.
"Yang menjadi prioritas bagi koalisi adalah bisa mendapatkan persenjataan bagi Tentara Pembebasan, tidak hanya karena pemerintahan Bashar al-Assad menerima persenjataan dalam jumlah sangat banyak dari Rusia dan Iran serta telah mengambil kembali prakarsa di garis depan..."
"... melainkan juga karena ada keperluan untuk memperkuat Tentara Pembebasan dalam menghadapi kelompok-kelompok jihad," kata Ziad Majed, seorang profesor di American University di Paris.
Namun, sumber diplomatik itu mengatakan Paris akan bersikeras untuk mengarahkan pembicaraan pada "perspektif politik" dalam menangani perang saudara di Suriah.
"Pertama mereka semua datang (ke Paris) untuk bertemu dengan presiden guna menjelaskan siapa mereka, apa strategi mereka, apa yang mereka ingin lakukan dengan Koalisi, apa yang ingin mereka lakukan dengan Suriah tapi juga dengan pihak oposisi," kata sumber tersebut.
Jarba, yang merupakan anggota faksi para pembangkang sekuler veteran dan dilihat sebagai sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Arab Saudi, telah melontarkan kritik tentang hubungan sejumlah pemberontak dengan kelompok-kelompok Islamis.
Rangkaian pertemuan dilakukan di tengah adanya jalan buntu yang dihadapi dalam upaya-upaya untuk menyelenggarakan pertemuan untuk menindaklanjuti konferensi Jenewa tahun lalu soal pembentukan pemerintahan peralihan.
Jarba mengatakan pekan ini bahwa prioritas utamanya sebagai pemimpin baru opoisi adalah "mendapatkan persenjataan bagi pejuang Tentara Pembebasan Suriah sesegera mungkin".
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013