Jakarta (ANTARA) - Tren wisatawan yang datang ke tempat yang berbeda dari tempat tinggalnya menjadikan daya tarik kekayaan budaya Nusantara dan dapat mendorong pengembangan destinasi wisata berbasis budaya salah satunya wellness tourism atau wisata kesejahteraan.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas, Wahyu Wijayanto memaparkan hal itu dalam webinar nasional peta jalan industri pariwisata yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

“Terkait juga wellness tourism semakin berkembang, orang datang untuk tujuan spiritual dan kesehatan serta bagaimana mereka memperhatikan kesejahteraan dan keseimbangan hidup,” ucap Wahyu.

Baca juga: Prediksi tren dan tantangan pariwisata 5 tahun ke depan

Ia mengatakan kekayaan budaya di Nusantara mendorong wisatawan semakin tertarik untuk datang ke tempat yang sangat berbeda dengan kultur di tempat tinggalnya. Dengan ini Indonesia bisa mengembangkan destinasi berbasis budaya dan memanfaatkan teknologi smart tourism yang semakin berkembang.

Wahyu mengatakan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi sektor pariwisata Indonesia pasca pandemi antara lain terus mendorong standar keamanan, kebersihan, dan segi pemasaran yang lebih efektif dengan memanfaatkan media sosial dan adopsi teknologi serta mendorong pariwisata berkelanjutan.

“Tentunya ada banyak hal yang harus ditingkatkan terkait destinasi atraksi, dan juga infrastuktur, kualitas lingkungan hidup, dan terkait dengan kebersihan, keamanan dan keselamatan,” jelasnya.

Baca juga: Kanjuruhan Culture Carnival diharapkan tarik kunjungan wisatawan

Rencana pengembangan destinasi pariwisata sudah sepenuhnya ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, antara lain terkait mengaplikasikan prinsip kualitas wisata, eco tourism, serta bagaimana memenangkan pelaku perjalanan kelas atas. Penetapan dan manajemen yang baik juga menjadi faktor pendukung pengembangan destinasi wisata berkualitas.

Wahyu mengatakan target kunjungan wisatawan mancanegara dinilainya sudah memenuhi target sampai kuartal ketiga 2023 yakni sekitar 8-9 juta wisman, dari target 3,5-7,4 juta. Peningkatan lama tinggal wisatawan mancanegara dengan Gerakan Berwisata di Indonesia, juga menjadi upaya yang terus didorong pemerintah agar terjadi peningkatan belanja wisman yang dapat memengaruhi pencapaian devisa.

“Peluang ke depan untuk mengembangkan sektor pariwisata juga semakin berkembang antara lain bagaimana spending wisatawan semakin meningkat serta lifestyle tourism terus berkembang,” ujarnya.

Ia berharap semakin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia terlebih untuk destinasi super prioritas yang dikembangkan seperti Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Likupang serta menerapkan pariwisata yang berkelanjutan.

Baca juga: Desa Wisata Nusa gelar lomba Toet Tumpoe, kuliner khas Aceh

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023