Menjelang Lebaran, pelaku usaha makanan beralih ke bahan-bahan yang tidak terlalu banyak terpengaruh kenaikan harga ituJakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan, banyak industri makanan beralih menggunakan bahan lain sebagai dampak meningkatnya harga sejumlah bahan pangan.
"Para pelaku usaha tetap menjalankan usaha di bidang makanan meski sebagian besar mengganti daging dan ayam dengan ikan atau bahan lain," kata Euis Saedah saat ditemui ANTARA di sela-sela acara bazaar dan pameran, di Kantor Kemenperin Jakarta, Selasa.
Menjelang Lebaran, tambahnya, pelaku usaha makanan beralih ke bahan-bahan yang tidak terlalu banyak terpengaruh kenaikan harga itu. Contohnya bisa ke ikan, kentang yang diolah berbentuk korek api, hingga gorengan teri kacang pedas.
Upaya peralihan bahan baku itu, menurutnya, dilakukan sebagian besar pelaku usaha untuk menekan penggunaan daging dalam produksinya.
Euis juga menuturkan pelaku usaha harus berpikir berkali-kali untuk meningkatkan produksi karena adanya gejolak harga beberapa bahan makanan seperti daging, bawang dan cabai.
"Ada strategi untuk mengendalikan pembuatan makanan berbahan baku daging, ayam dan cabe bawang yang kemarin ini tinggi, mereka terpaksa mengurangi produksi hingga seperempatnya," katanya.
Ia juga mengaku terus mencoba membesarkan hati pelaku usaha dan mengajak mereka menanggapinya sebagai tantangan.
Euis memperkirakan sekitar dua bulan setelah Idul Fitri gejolak harga bahan pangan sudah bisa kembali stabil dengan catatan adanya penyelesaian manajemen pasokan dan permintaan.
"Kita harus bisa prediksi kebutuhan seperti apa, di sisi suplai bagaimana mengatasinya, supaya jangan sampai kata satu pihak kok impor wong barang cukup, tapi ada yang menjerit kurang, hingga terpaksa buka kran impor," katanya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013