Jakarta (ANTARA) -
Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Hendri Tan memproyeksikan produksi batu bara thermal tidak akan mengalami pertumbuhan atau flat pada 2024.
“Produksi batu bara thermal akan flat untuk memastikan kami dapat menjaga cadangan batu bara dan untuk memenuhi pasokan kepada pembangkit listrik,” kata Hendri di Jakarta, Rabu.
Namun, Hendri belum bisa memberikan angka pasti volume produksi batu bara pada 2024 karena masih menunggu Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) Adaro disetujui.
Adapun pada 2023 Adaro menargetkan akan memproduksi batu bara thermal sebesar sekitar 62 sampai 64 juta ton.
Sebagaimana diketahui, sampai September 2023, Adaro memproduksi batu bara sebesar 50,37 juta ton atau tumbuh 12 persen dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar 12 persen.
“Rencana tahun depan, kami sedang menunggu RKAB disetujui pemerintah,” kata Hendri menambahkan.
Adaro juga menargetkan untuk meningkatkan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton di tahun 2025, atau terus meningkat dari target di tahun ini yang sebesar 4,3 juta ton.
Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonehoro mengatakan akan berfokus untuk menyelesaikan pembangunan proyek-proyek yang sedang berlangsung, antara lain baterai untuk mengekspor listrik ke negara tetangga.
Adaro Power juga sedang menggarap 70 megawatt Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kalimantan Selatan.
“Kita juga sedang membangun 1,3 giga watt Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kalimantan Utara,” ucapnya.
Baca juga: Adaro tekankan pentingnya pengembangan SDM berdaya saing global
Baca juga: Adaro sabet enam penghargaan CSR 2023
Baca juga: Adaro bantu percepatan penurunan stunting di Tabalong & Balangan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023