Makassar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran kepolisian untuk segera menemukan dan memproses secara hukum oknum-oknum yang menyebarkan informasi tidak berdasar tentang gempa dan gelombang tsunami di beberapa tempat, sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. "Pihak kepolisian dengan kemampuan yang dimilikinya saya minta agar segera bisa menemukan orang yang menyebarkan berita bohong itu dan memberi hukuman yang sepadan," kata Kepala Negara di Bandara Hasanuddin Makassar, Rabu saat transit beberapa menit dalam penerbangan dari Jakarta ke Papua. Kepada pers, Kepala Negara yang didampingi sejumlah menteri, Gubernur Sulsel HM. Amin Syam dan juru bicara kepresidenan Andi Malarangngeng mengemukakan bahwa ia telah menerima laporan bahwa ada pihak yang dengan motif yang tidak jelas menyebarkan berita yang tidak berdasar yang menimbulkan kepanikan baik di Jakarta maupun di tempat lain, termasuk di Bantaeng dan Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dalam berita yang diserbarluaskan antara lain melalui pesan singkat telepon genggam (SMS) dikatakan bahwa akan terjadi tsunami dengan skala yang besar. Di Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto, isu akan terjadi tsunami menyebar Senin malam (24/7) mengakibatkan ribuan warga meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat-tempat aman, namun pihak kepolisian di Bantaeng dilaporkan telah menangkap seorang oknum yang ditengarai sebagai penyebar pertama khabar bohong itu. Warga baru berani kembali ke rumah-rumah mereka pada Selasa petang setelah aparat setempat dengan susah payah meyakinkan warga bahwa isu itu tidak benar. Sedangkan di Jakarta dilaporkan akan terjadi gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 8,8 pada skala Richter pada hari Selasa pukul 14.00 atau 15.00 WIB. Menurut Kepala Negara, berita-berita itu sangat meresahkan masyarakat bahkan akibat berita itu, banyak masyarakat memilih untuk tidak bekerja di gedung-gedung yang tinggi. "Ini masalah serius," kata Presiden dan menambahkan bahwa kepanikan dan keresahan masyarakat itu mempunyai dampak yang luas terhadap kondisi sosial, ekonomi dan politik di dalam masyarakat. Selain ini, bila suatu saat ada berita yang benar dari BMG bahwa di sutau tempat ada gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami, maka masyarakat tidak akan percaya lagi terhadap berita itu, kata Presiden yang didampingi Ibu Negara Ny. Ani Yudhoyono itu. Presiden mengatakan lagi, "ini (berita bohong-red) tidak sepatutnya terjadi. Saya menghimbau seluruh rakyat agar di tengah-tengah upaya kita meningkatkan kewaspadaan dan masih dalam suasana keprihatinan sebab masih ada satu dua tempat yang mengalami musibah, jangan ditambah lagi dengan berita-berita yang hanya menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat." Presiden Yudhoyono yang didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menhub Hatta Rajasa, Menkes Fadillah Supari dan Menneg Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Syaefullah Jusuf transit sekitar satu jam di Bandara Hasanuddin Makassar pukul 11.00 Wita dalam penerbangan dengan pesawat Garuda Indonesia ke Papua untuk mengunjungi Yahukimo. Presiden mengatakan kunjungannya ke Yahukimo untuk memastikan bahwa langkah-langkah meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas kesehatan masyarakat serta pemberantasan penyakit menular telah dilaksanakan dengan baik. "Saya ingin membuktikan bahwa tidak satu jiwa pun yang terancam kekurangan makanan, terancam keamanannya dan kehidupannya," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006