Jadi yang biasanya hanya awet dua minggu nanti bisa dua bulan"Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian sedang melakukan pembicaraan dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk kerja sama dalam pengawetan bahan makanan dan makanan.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa kerja sama kedua lembaga itu diharapkan mampu mengatur suplai dan permintaan yang selama ini seringkali berbanding terbalik dan menimbulkan gejolak harga.
"Kita lagi pembahasan, rencana habis Lebaran ada kunjungan ke sana, baru setelah itu kita coba untuk mendesain program 2014 untuk bidang itu seperti apa, lalu kita undang investor," katanya.
Campur tangan investor, menurut Euis, diperlukan untuk mengimbangi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terbatas. "Jadi disamping APBN yang terbatas, investor juga diundang karena memungkinkan adanya income (pendapatan)," jelasnya.
Euis menuturkan, upaya pengawetan bahan makanan sebenarnya sudah dilakukan di Bekasi, Jawa Barat, namun kapasitasnya masih sangat terbatas meski diminati banyak pelaku usaha.
"Produknya sendiri ada macam-macam, mulai dari bumbu kemas hingga sosis, makanya saya mau coba apa bakso bisa dibuat seperti itu," katanya.
Ia berharap dengan sistem pengawetan yang baik akan ada lebih banyak stok bahan makanan dan makanan untuk memenuhi permintaan pasar.
Batas masa kadaluarsa yang lebih panjang akan bisa menyokong industri, terutama bagi pelaku usaha yang telah memiliki pasar besar dengan sebaran luas.
"Jadi yang biasanya hanya awet dua minggu nanti bisa dua bulan," katanya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013