Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Selasa (12/12), menyambut kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih.
Pada kesempatan itu, Biden menegaskan kembali perlunya Kongres untuk menyetujui permintaan AS agar menyediakan lebih banyak dana guna membantu Ukraina mengalahkan Rusia.
Duduk di Kantor Oval, Biden dan Zelensky berbicara di hadapan pers.
Biden menyebut momen itu sebagai "titik perubahan nyata dalam sejarah", seraya menambahkan bahwa kongres harus menyetujui dana tambahan untuk Ukraina sebelum mereka memasuki periode reses.
Biden menambahkan bahwa tindakan anggota parlemen di Capitol Hill, yang menolak menyetujui bantuan senilai lebih dari 60 miliar dolar AS untuk Kiev, sama saja dengan memberikan Rusia hadiah Natal terbaik.
Diusulkan sejak akhir Oktober oleh Biden, keseluruhan permintaan anggaran tambahan tersebut masih ditentang oleh Partai Republik, baik di Senat maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.
Para anggota Partai Republik menjadikan pemenuhan permintaan mereka perihal peningkatan kebijakan keamanan perbatasan sebagai syarat untuk bantuan Ukraina.
Zelensky, dalam perjalanan ketiganya ke Washington sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari 2022, berterima kasih kepada AS atas dukungannya dan meminta rakyat AS untuk yakin bahwa Ukraina "bisa menang".
Pemimpin Ukraina tersebut juga menyinggung kesepakatan yang dicapai antara dirinya dan Biden dalam kunjungan terakhirnya di Washington pada September lalu, bahwa AS dan Ukraina akan berkolaborasi dalam produksi senjata bersama.
"Kami akan mendiskusikan cara untuk mempercepat hal ini," kata Zelensky.
Sebelum para jurnalis diminta untuk keluar dari ruangan pembicaraan bilateral formal mereka, Biden menjelaskan bahwa dia baru saja menandatangani penarikan senjata untuk Ukraina dengan menggunakan otoritas kepresidenannya.
Sesuai arahan Biden, Departemen Pertahanan AS akan memberikan paket senjata dan peralatan tambahan senilai 200 juta dolar AS.
Sebelum bertemu Biden, Zelensky berada di Capitol Hill bertemu dengan para anggota parlemen untuk meminta lebih banyak bantuan bagi negaranya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023