Jenewa (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Selasa (12/12) menuduh Israel membuat penduduk Gaza kelaparan, tuduhan yang dengan cepat dibantah oleh seorang pejabat Israel.

Sementara itu, kepala hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa daerah kantong Palestina yang terus dibombardir Israel itu tengah berada di ambang kehancuran.

Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza menderita kelaparan karena perluasan serangan militer Israel di bagian selatan Jalur Gaza, sebagai tanggapan terhadap serangan berdarah militan Hamas di lintas batas pada 7 Oktober.

Serangan Israel itu telah membuat masyarakat tidak mendapatkan bahan pangan, obat-obatan dan bahan bakar.

"Saat ini, setidaknya satu juta warga Palestina di Jalur Gaza, setengah dari mereka adalah anak-anak, kelaparan, bukan karena bencana alam atau karena kurangnya bantuan yang menunggu di perbatasan," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam sebuah acara PBB untuk memperingati 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

"Tidak, mereka kelaparan karena Israel sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata perang melawan penduduk yang didudukinya," lanjutnya.

Sebagai tanggapan, pejabat Israel mengatakan kepada Reuters di Yerusalem: "Ini, tentu saja, tidak senonoh... tuduhan pencemaran nama baik dan delusi."

Israel mendorong peningkatan pengiriman makanan ke Gaza dari Mesir, yang juga berbatasan dengan wilayah kantong Palestina, kata pejabat itu, serta menyalahkan kelambanan sebagai penyebab kemacetan pengiriman bantuan.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza dari Israel dibuka kembali untuk inspeksi pada Selasa, dan pemerintah telah meningkatkan kapasitas inspeksi bantuan.

Di Jenewa, al-Maliki berkata: "Kami hidup dalam realitas distopia yang mengecualikan warga Palestina dari hak-hak dasar yang paling mendasar yang diberikan kepada seluruh umat manusia."

Dia menggambarkan hal ini sebagai "kegagalan internasional" dalam melindungi warga Palestina.

Ketika ditanya apakah dia setuju dengan penilaian al-Maliki, Komisaris Tinggi PBB Volker Turk menggambarkan situasi di Gaza berada "di ambang kehancuran".

"Ini adalah seruan tegas bagi semua orang dan lembaga-lembaga internasional yang menangani masalah ini, agar menanggapi masalah ini dengan sangat serius dan mengambil tindakan," katanya.

Dalam sambutannya kepada wartawan, Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa, Meirav Eilon Shahar, mengkritik pidato al-Maliki karena tidak menyebut Hamas dan serangan mematikannya terhadap Israel.

Israel berdalih instruksi kepada masyarakat Gaza untuk pindah ke daerah yang menurut mereka lebih aman merupakan salah satu langkah yang diambil untuk melindungi warga sipil ketika mereka mencoba membasmi militan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan 7 Oktober.

Serangan balasan Israel telah membunuh sedikitnya 18.205 orang dan melukai hampir 50.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, yang mengatakan ribuan orang tewas tidak terhitung di bawah reruntuhan atau di luar jangkauan ambulans.

Sumber: Reuters
Baca juga: HAM Palestina minta Israel akhiri pemindahan paksa warga Gaza
Baca juga: Indonesia desak bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza segera dikirimkan
Baca juga: 500.000 warga Palestina di Gaza berisiko kelaparan dan kehausan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023