Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman menyesalkan sikap Front Pembela Islam (FPI) yang menyebut Presiden SBY tidak memiliki sikap negarawan dalam menanggapi aksi sweeping di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.

Bahkan, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengaku sedih dengan tudingan FPI tersebut.

"Saya sedih kalau siapa pun menilai Presiden SBY disebut sebagai pecundang. Karena sudah semestinya Presiden berbicara tegas kepada siapa saja. Presiden SBY memiliki tugas konstitusi menjaga keamanan masyarakat," kata Hayono di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, Selasa.

Presiden SBY, katanya, telah meminta Kapolri untuk menindak tegas oknum FPI yang melakukan aksi kekerasan tersebut.

"Presiden SBY sudah meminta Kapolri untuk mengambil tindakan yang tegas terhadap pelanggar hukum," katanya.

Ia meminta semua pihak, termasuk FPI agar menggunakan cara damai, jangan melanggar hukum, dan tetap mengedepankan nilai-nilai agama untuk menyampaikan pesan dan ekspresi apa pun kepada publik.

"Tidak salah kalau publik berharap FPI dapat menjalankan aksinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan menggunakan cara kekerasan. Tapi saya yakin, itu tindakan oknum FPI," katanya.

Presiden SBY mengecam aksi main hakim sendiri yang menodai agama Islam oleh FPI.

"Jadi, dasar tuduhan Presiden SBY itu apa? Dan kenapa dalam soal Kendal, Presiden SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban. Ia bungkam terhadap perilaku preman, pelacuran bersenjata dan tempat-tempat pelacuran yang buka siang malam di bulan Ramadhan," kata Ketua FPI Rizieq Syihab menanggapi pernyataan Presiden SBY.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013