Biarkanlah masyarakat yang menilai debat itu

Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut satu Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa masyarakat bisa menilai sendiri hasil debat capres pertama yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam.


​​​​Menurut Rektor Universitas Paramadina Periode 2207-2014 itu, ia tidak merasa dirinya unggul dalam debat yang berlangsung di Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta.

"Biarkanlah masyarakat yang menilai debat itu," ujar Anies dengan singkat sebelum meninggalkan lokasi dan menaiki satu mobil hitam yang menunggu di depan kantor KPU.

Dia juga sempat menyatakan masih akan mengkaji apa saja yang menjadi evaluasi dalam debat itu untuk persiapan dalam debat berikutnya.

Selama debat, Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 itu selalu dengan lantang menyampaikan tentang penegakan hukum yang berkeadilan dan memperbaiki perangkat hukum yang saat ini dinilai banyak diintervensi oknum petinggi negara.

Saat memaparkan visi dan misi, Anies bahkan mengisyaratkan penegakan hukum di Indonesia masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah dengan menggunakan isyarat jari tangan yang bengkok.

Dalam bahasa tubuhnya itu, dia menegaskan hukum masih sering digunakan sebagai alat oleh oknum penguasa untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompoknya.

KPU menyelenggarakan debat capres pertama Pilpres 2024 di Jakarta, Selasa, dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Debat diikuti tiga pasangan capres-cawapres yakni nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Rangkaian debat akan dilanjutkan pada 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024.

Baca juga: Anies sebut banyak izin gereja diterbitkan saat dirinya jabat gubernur
Baca juga: Ganjar: Kerugian negara akibat korupsi bisa bangun 27 ribu puskesmas
Baca juga: Prabowo janji perbaiki kualitas hidup dan gaji hakim

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023