Jakarta (ANTARA) - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyatakan para kiai yang ikut mengantarkan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD ke Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa, untuk mengikuti debat pertama capres Pemilu 2024 merupakan bentuk dukungan dari pesantren.

"Ini salah satu bentuk dukungan, yang kalau nanti pasangan Ganjar-Mahfud jadi (menang), diharap bisa mengawal program-program pendidikan yang ada di pesantren," kata anggota Direktorat Proyek Strategis TPN Ganjar Pranowo-Mahfud, M. Silahuddin, di Jakarta, Selasa.

Silahuddin mengatakan salah satu dukungan dari para kiai tersebut karena Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren lahir di masa jabatan Mahfud MD sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menkopolhukam).

Silahuddin menambahkan sebenarnya akan ada lebih banyak kiai yang akan mengantarkan Mahfud, tetapi hanya sembilan kiai berkesempatan ikut mendampingi karena ada kegiatan lain, sedang ibadah umrah, dan terbatasnya kuota penonton debat.

Baca juga: Mahfud janji beri perhatian khusus pada pesantren di Indonesia

Sejumlah kiai yang turut mengantarkan Mahfud ialah pengasuh Pondok Pesantren (Pondok Pesantren) An-Nur Ngrukem Bantul K. H. Yasin Nawawi; Pengasuh Ponpes Darussalam Lirboyo kediri K. H. Mahin Toha; dan kiai sepuh dari Serang K. H. Ariman.

Kemudian, ada pengasuh Ponpes Nurul Anwar Lampung K. H. R. M. Sholeh Bajuri; pengasuh Ponpes Nurul Jadid Probolinggo K. H. Abdul Hamid Wahid; serta pengasuh Ponpes Cipasung Tasikmalaya K. H. Ubaidillah Ruhiya.

KPU menyelenggarakan debat pertama capres Pemilu 2024 di Jakarta, Selasa malam, dengan mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Debat diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Yenny Wahid sampaikan program Ganjar-Mahfud di pondok pesantren

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023