Beirut (ANTARA News) - Israel melanjutkan pemboman atas Beirut selatan hari Selasa, mengahiri masa "tenang" bersamaan dengan lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice ke kawasan itu. Pesawat tempur Israel membomi kubu Hizbullah di desa dan kota Libanon selatan, menewaskan 12 rakyat tak berdosa. Ledakan keras menggema ke seluruh ibukota Libanon itu dan gambar televisi menunjukkan awan asap tebal mengangkasa dari daerah permukiman selatan tersebut, yang merupakan kubu pejuang Hizbullah. Sedikit-dikitnya lima ledakan mengguncang Beirut sesudah sejumlah pesawat tempur menembakkan peluru kendali ke pinggiran selatan itu, kata saksi. Jurufoto kantor berita Prancis AFP di wilayah itu menyatakan pesawat tempur Israel melancarkan pemboman tersebut. Mereka menyusuri serangan roket Hizbullah ke Israel utara, termasuk kota Haifa, yang menewaskan satu remaja putri dan mencederai empat orang lain. Itu merupakan serangan pertama ke Beirut sejak Senin, saat kunjungan Rice untuk lawatan ke Timur Tengah guna mewujudkan gencatan senjata "abadi" dan mengajukan usul keras kepada pemimpin Libanon tentang syarat gencatan senjata. Pasukan keamanan Libanon menyatakan pesawat Israel hari Selasa melancarkan lebih dari 100 serangan atas kota dan desa di Libanon selatan, sementara pertempuran terjadi antara balatentara Israel dengan pejuang Hizbullah di kota perbatasan Bint Jbeil dan desa tetangga Yaroun. Sedikit-dikitnya, 12 penduduk tak berdosa tewas dan 20 cedera akibat serangan tersebut. Pada hari Senin, balatentara Israel mengancam menghancurkan 10 gedung di kubu pejuang Syiah Libanon itu di Beirut selatan bagi setiap roket, yang ditembakkan ke Haifa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006