Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada awal pekan pagi ini cenderung bergerak stabil di posisi Rp10.055 per dolar AS.

"G-20 berkomitmen untuk lebih fokus dengan pemulihan ekonomi global, kondisi itu cukup membuat pergerakan mata uang domestik bergerak stabil," kata Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.

Meski demikian, lanjut dia, rupiah masih dibayangi kekhawatiran potensi pengurangan stimulus moneter Federal Reserve, perlambatan ekonomi Indonesia, dan masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia seiring masih tingginya harga minyak dunia.

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan langkah Bank Indonesia yang mengeluarkan instrumen Foreign Exchange Swap diharapkan dapat menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam.

Ia mengatakan dengan adanya fasilitas itu maka dana asing yang berasal dari pasar modal dapat terdeteksi pergerakannya sehingga nilai tukar domestik dapat lebih stabil.

"Selama ini hot money dari pasar modal cenderung susah dikendalikan, diharapkan dengan adanya fasilitas itu dapat dikendalikan dan berdampak positif bagi rupiah," katanya.

Ruly juga mengatakan harga minyak dunia yang di atas level 100 dolar AS per barel masih menjadi sentimen negatif bagi neraca perdagangan Indonesia (NPI).

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013