... mobil bernomor registrasi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa... "Yogyakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam Kabupaten Temanggung, menolak tuduhan melakukan aksi sweeping berujung bentrok di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah pada Kamis (18/7).
"Kami tidak pernah berniat melakukan sweeping di Kendal, waktu itu kami hanya melakukan pawai simpatik saja. Sebab kami telah sepakat, yang berhak melakukan sweeping dan penertiban hanya aparat kepolisian," kata Ketua DPW FPI Temanggung, Burhanuddin, di Yogyakarta, Minggu.
Bentrok pada Kamis (18/7), sejumlah anggota FPI dan warga setempat luka-luka, satu unit mobil bernomor registrasi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa, serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Hingga saat ini masih banyak organisasi massa yang berpawai keliling kota dalam jumlah besar. Tidak pelak, kemacetan dan ketidaknyamanan masyarakat akibat perilaku berkendara mereka dan lain-lain itu mengemuka akibat aksi-aksi yang selalu diatasnamakan mereka untuk kepentingan umum itu.
Sebagai misal, memblokir jalan atau menghentikan begitu saja arus kendaraan di berbagai perempatan oleh mereka masih sering terjadi.
Ia mengatakan sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, yang selanjutnya pihak kepolisian menekankan pihak FPI untuk memimalisasi massa pawai.
"Karena hanya pawai sehingga kami hanya membawa massa yang terdiri dari anak-anak dan orang tua saja. Polisi juga sebelumnya telah menginstruksikan kami untuk meminimalisasi massa,"katanya.
Menurut dia, pawai simpatik tersebut hanya mengajak kepada masyarakat untuk lebih menghormati bulan puasa tanpa memiliki niatan untuk melakukan aksi kekerasan.
Selain itu, kata dia, alasan pemilihan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal sebagai tujuan pelaksanaan pawai disebabkan wilayah tersebut hingga saat ini masih marak dengan sebagai pusat judi toto gelap di daerah Kendal.
"Kami melakukan pawai juga tentu ada tujuannya. Tujuan itu berdasarkan keluhan masyarakat bahwa di daerah itu marak judi togel dan lokalisasi yang disamarkan tempat karaoke,"katanya.
Sementara itu, terkait insiden yang terjadi antara warga dan anggota FPI, ia menegaskan kembali bahwa kejadian itu bukan dipicu karena penolakan warga terhadap aksi sweeping. Melainkan ketidaknyamanan sekelompok preman dengan kehadiran FPI.
"Pada hari Kamis sebelum aksi bentrok terjadi kami hanya akan mengadakan buka puasa bersama masyarakat. Namun preman menghadang kami dan akhirnya terjadi bentrok. Kalau kami dari awal tahu dan berniat siap bentrok tentu jumlah massa sudah kami siapkan," katanya.
Ia mengatakan sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, yang selanjutnya pihak kepolisian menekankan pihak FPI untuk memimalisasi massa pawai.
"Karena hanya pawai sehingga kami hanya membawa massa yang terdiri dari anak-anak dan orang tua saja. Polisi juga sebelumnya telah menginstruksikan kami untuk meminimalisasi massa,"katanya.
Menurut dia, pawai simpatik tersebut hanya mengajak kepada masyarakat untuk lebih menghormati bulan puasa tanpa memiliki niatan untuk melakukan aksi kekerasan.
Selain itu, kata dia, alasan pemilihan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal sebagai tujuan pelaksanaan pawai disebabkan wilayah tersebut hingga saat ini masih marak dengan sebagai pusat judi toto gelap di daerah Kendal.
"Kami melakukan pawai juga tentu ada tujuannya. Tujuan itu berdasarkan keluhan masyarakat bahwa di daerah itu marak judi togel dan lokalisasi yang disamarkan tempat karaoke,"katanya.
Sementara itu, terkait insiden yang terjadi antara warga dan anggota FPI, ia menegaskan kembali bahwa kejadian itu bukan dipicu karena penolakan warga terhadap aksi sweeping. Melainkan ketidaknyamanan sekelompok preman dengan kehadiran FPI.
"Pada hari Kamis sebelum aksi bentrok terjadi kami hanya akan mengadakan buka puasa bersama masyarakat. Namun preman menghadang kami dan akhirnya terjadi bentrok. Kalau kami dari awal tahu dan berniat siap bentrok tentu jumlah massa sudah kami siapkan," katanya.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013