Jakarta (ANTARA) - Pengamat komunikasi dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengingatkan kembali potensi bahaya pembelahan masyarakat di Pemilu 2024.
“Jangan masuk ke wilayah sensitif di tahun politik, karena kita sudah mengalami pembelahan sejak 2014. Dan itu nyata,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Hal itu disampaikan Ginting menanggapi kasus dugaan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di acara yang dihadiri Anies Baswedan di Lampung. Komika Lampung, Aulia Rakhman, yang mengisi acara itu dituding menghina Rasulullah SAW.
Baca juga: Prabowo bandingkan Gibran dengan Jenderal Soedirman
Menurut dia, bahaya pembelahan masyarakat akibat isu sensitif sudah terjadi di Kasus Ahok pada Pilkada DKI Jakarta. Selain itu, pembelahan juga berlanjut pada Pemilu 2019.
"Itu harus menjadi bahan pelajaran yang luar biasa," ujarnya.
Pembelahan di masyarakat itu, menurut dia, sudah coba dibenahi Prabowo Subianto, dengan masuk ke kabinet Jokowi.
“Masuknya Prabowo itu kan sebenarnya tujuannya meminimalisasi pembelahan di masyarakat. Jangan diperlebar lagi di tahun politik, yang nantinya bisa menjadi sesuatu yang kontraproduktif,” katanya menegaskan.
Baca juga: Anies: Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset penting
Partai politik diminta Ginting untuk mengingatkan para penghibur acara dan aktor-aktor agar jangan masuk ke wilayah sensitif.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada hari Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Ganjar: Regulasi yang tidak pro nelayan perlu dikaji ulang
Pewarta: Fauzi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023