Jakarta (ANTARA News) - PT Indofood Sukses Makmur (INDF) menyatakan pihaknya akan menyesuaikan harga produk jika pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan.
"Pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan kami perhatikan apakah jangka pendek atau panjang. Kalau jangka panjang tentunya ada penyesuaian harga," ujar Direktur Indofood Franky Welirang di Jakarta, Jumat malam.
Ia mengatakan dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS itu ke porsi bahan baku utama tepung terigu yakni gandum yang banyak digunakan untuk roti, mie, dan kue.
"Gandum mayoritas diimpor dari Australia, Kanada, Amerika, India, dan Ukraina. Kalau rupiah melemah maka kita mendapatkan gandum dengan harga yang lebih mahal. Dan tepung terigu memberikan kontribusi sebesar 70 persen terhadap penjualan perusahaan," kata dia.
Kendati demikian, lanjut Franky, perseroan tidak akan menaikkan harga produk terlalu besar sehingga diharapkan masih tetap terjangkau oleh konsumen.
Sementara terkait menjelang Hari Raya Lebaran, Franky mengatakan secara historis akan terjadi peningkatan permintaan bahan pokok seperti tepung terigu hingga 20 persen.
"Dua minggu sebelum Lebaran pasti ada peningkatan tepung terigu hingga 20 persen. Hal itu karena industri turunan untuk membuat roti, kueh-kueh kering dan lainnya," ucapnya.
Mengenai kenaikan listrik dan bahan bakar minyak (BBM), pihaknya mengaku sudah mengantisipasi kondisi itu sehingga dampak ke kinerja perseroan tidak signifikan.
"Listrik sudah diperhitungkan. BBM naik dampaknya pada logistik sekitar 25-30 persen, tapi komponen angkutan paling besar satu persen jadi bisa kami jaga marginnya," kata Franky.
(KR-ZMF/A011)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013