Jazz tidak pernah menolak lirik dan lagu. Islam tidak takut atau pun alergi terhadap pembaruan, modernisasi"Jakarta (ANTARA News) - Idang Rasjidi memiliki pendapat sendiri tentang jazz dan bulan Ramadhan.
Bermain jazz baginya tak ubahnya seperti membaca surat pembuka Alquran, surat Al-Fatihah. Membaca surat tersebut di bulan suci ini, umat Islam diberi kesempatan bercerita kepada Sang Pencipta.
Cerita Idang Rasjidi pun bergulir di panggung bersama Agam Hamzah (gitar), Sastrani (flute, vokal), Edy Syakroni (drum), Samuel (bass), Iwan Wiradz (perkusi), Umay (saksofon), Azmi (saksofon) dan Dodo (bass).
Didukung vokal Yendri Belacan asal Bangka Belitung, Idang mengajak penonton yang usai menunaikan ibadah salat tarawih di Masjid Cut Meutia untuk mendendangkan shalawat.
Cengkok Melayu Yendri beradu dengan alunan jazz Idang Rasjidi dan band-nya. Perpaduan apik itu membuat atmosfer Ramadhan Jazz Festival 2013 yang digelar di lapangan masjid tersebut begitu syahdu.
Shalawat yang diiringi musik berirama pelan itu menjadi gambaran nyata penjelasan Idang sesaat sebelum memainkan komposisi pertamanya. Ia menjelaskan pengalamannya ketika membaca surat Al-Fatihah.
"Saya diberi kunci untuk membuka hati dan menyerahkan hati kepada Allah...Sama seperti saat saya main jazz. Makanya jangan sembarangan buka pintu."
Idang tidak sembarangan membuka pintu bagi saat membawakan shalawat itu sebagai pembuka pertunjukannya. Idang, Yendri, dan pemain lainnya begitu menjiwai persembahan mereka untuk Sang Pencipta, Jumat malam tadi.
Lagu itu seketika membawa keteduhan bagi pendengarnya setelah dihentak penampilan musisi sebelum Idang Rasjidi, Shena Malsiana.
"Ada baiknya kita meredupkan pandangan mata kita, merendahkan nada bicara kita, menghargai sesama. Kalau begitu, mari bicara keteduhan. Yang pertama kali merasakan keteduhan itu kita sendiri," kata Idang dari atas panggung.
Idang pun mengenalkan komposisi terbarunya pada helatan jazz malam itu.
Cengkok Melayu Yendri beradu dengan alunan jazz Idang Rasjidi dan band-nya. Perpaduan apik itu membuat atmosfer Ramadhan Jazz Festival 2013 yang digelar di lapangan masjid tersebut begitu syahdu.
Shalawat yang diiringi musik berirama pelan itu menjadi gambaran nyata penjelasan Idang sesaat sebelum memainkan komposisi pertamanya. Ia menjelaskan pengalamannya ketika membaca surat Al-Fatihah.
"Saya diberi kunci untuk membuka hati dan menyerahkan hati kepada Allah...Sama seperti saat saya main jazz. Makanya jangan sembarangan buka pintu."
Idang tidak sembarangan membuka pintu bagi saat membawakan shalawat itu sebagai pembuka pertunjukannya. Idang, Yendri, dan pemain lainnya begitu menjiwai persembahan mereka untuk Sang Pencipta, Jumat malam tadi.
Lagu itu seketika membawa keteduhan bagi pendengarnya setelah dihentak penampilan musisi sebelum Idang Rasjidi, Shena Malsiana.
"Ada baiknya kita meredupkan pandangan mata kita, merendahkan nada bicara kita, menghargai sesama. Kalau begitu, mari bicara keteduhan. Yang pertama kali merasakan keteduhan itu kita sendiri," kata Idang dari atas panggung.
Idang pun mengenalkan komposisi terbarunya pada helatan jazz malam itu.
Beberapa waktu sebelumnya, ia menulis lagu yang berjudul "Ya Ramadhan". Lagu itu memang sengaja ditulisnya untuk menyambut Ramadhan dan dibawakan di Ramadhan Jazz Festival, yang menurutnya acara jazz pertama di dunia yang digelar saat Ramadhan.
Cerita Idang bergulir lagi tentang keberagaman dalam band-nya. Selain berbeda usia, bassis Samuel baru berusia 14 tahun, Idang dengan bangga menceritakan band-nya terdiri dari personel lintas agama.
Cerita Idang bergulir lagi tentang keberagaman dalam band-nya. Selain berbeda usia, bassis Samuel baru berusia 14 tahun, Idang dengan bangga menceritakan band-nya terdiri dari personel lintas agama.
Tetapi, saat itu mereka tampil bersama dalam acara yang bernuansa Islami.
"Jazz tidak pernah menolak lirik dan lagu. Islam tidak takut atau pun alergi terhadap pembaruan, modernisasi," pesannya.
Seperti biasa, Idang gemar memberikan pesan-pesan pada jeda lagu. Kali ini, Idang menjelaskan arti di balik lagunya "Belajar Memaafkan".
Menurutnya, belajar memaafkan diperlukan karena tidak semua hal sesuai dengan keinginan. Semua memerlukan penyesuaian. "Kita harus saling memahami," katanya.
Penonton yang kebanyakan duduk beralaskan karpet sajadah atau koran pun menyimak suara tinggi Sastrani ketika membawakan lagu "Belajar Memaafkan".
Waktu menunjukkan lewat dini hari, penonton yang semula duduk-duduk di depan panggung mulai beranjak. Tapi Idang tidak surut semangat, meski ia baru saja menjalani perawatan di rumah sakit akibat komplikasi penyakit beberapa hari yang lalu.
Idang mengaku tangannya masih bergetar saat manggung. tetapi itu tidak menyurutkannya kembali melantunkan puji-pujian kepada Sang Maha Besar.
Kembali menggandeng Yendri Belacan, mereka pun melantunkan Asmaul Husna.
Melalui penampilannyan malam itu, selain menyampaikan pesan spiritual, Idang juga memberikan pendapatnya tentang kebangsaan.
"Kita Islam di Indonesia, bukan di Arab. Jadi, kita harus mengangkat tradisi dan budaya sendiri."
"Berbahagialah kita hidup di Indonesia, menjadi umat beragama di Indonesia. Umat itu akar, akar menunjang pohon. Kalau akar nggak diurus, pohon akan mati," tuturnya usai pertunjukan.
Ramadhan Jazz Festival 2013 digelar pada 19-20 Juli. Selain Idang Rasjidi dan Shena Malsiana, Ramadhan Jazz hari ini juga menampilkan HajarBleh Big Band, Suave, Diah Ayu Lestari, dan Rio Moreno Latin Combo.
"Jazz tidak pernah menolak lirik dan lagu. Islam tidak takut atau pun alergi terhadap pembaruan, modernisasi," pesannya.
Seperti biasa, Idang gemar memberikan pesan-pesan pada jeda lagu. Kali ini, Idang menjelaskan arti di balik lagunya "Belajar Memaafkan".
Menurutnya, belajar memaafkan diperlukan karena tidak semua hal sesuai dengan keinginan. Semua memerlukan penyesuaian. "Kita harus saling memahami," katanya.
Penonton yang kebanyakan duduk beralaskan karpet sajadah atau koran pun menyimak suara tinggi Sastrani ketika membawakan lagu "Belajar Memaafkan".
Waktu menunjukkan lewat dini hari, penonton yang semula duduk-duduk di depan panggung mulai beranjak. Tapi Idang tidak surut semangat, meski ia baru saja menjalani perawatan di rumah sakit akibat komplikasi penyakit beberapa hari yang lalu.
Idang mengaku tangannya masih bergetar saat manggung. tetapi itu tidak menyurutkannya kembali melantunkan puji-pujian kepada Sang Maha Besar.
Kembali menggandeng Yendri Belacan, mereka pun melantunkan Asmaul Husna.
Melalui penampilannyan malam itu, selain menyampaikan pesan spiritual, Idang juga memberikan pendapatnya tentang kebangsaan.
"Kita Islam di Indonesia, bukan di Arab. Jadi, kita harus mengangkat tradisi dan budaya sendiri."
"Berbahagialah kita hidup di Indonesia, menjadi umat beragama di Indonesia. Umat itu akar, akar menunjang pohon. Kalau akar nggak diurus, pohon akan mati," tuturnya usai pertunjukan.
Ramadhan Jazz Festival 2013 digelar pada 19-20 Juli. Selain Idang Rasjidi dan Shena Malsiana, Ramadhan Jazz hari ini juga menampilkan HajarBleh Big Band, Suave, Diah Ayu Lestari, dan Rio Moreno Latin Combo.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013