Jakarta (ANTARA) - Setelah 25 tahun bekerja di infustri fast consumer moving goods, Yuwono mulai berpikir untuk membuka usahanya sendiri.

Selama ini ia memandang produk olahan hasil laut di Indonesia kebanyakan diimpor dari luar negeri. Padahal sebesar 62 persen dari luas wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan.

Impor produk olahan hasil laut dinilai tidak memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan perekonomian lokal.

Yuwono pun mendapatkan ide untuk membuka usaha berbahan hasil kekayaan laut dalam negeri, yakni ganggang hijau (Ulva lactuca), yang banyak ditemukan di berbagai pantai di Indonesia.

Tak seperti produk olahan rumput laut dari luar negeri yang dikeringkan dan dijadikan lembaran, Yuwono memilih untuk mengolah ganggang hijau menjadi keripik

Mulanya, ia hanya menitipkan produknya yang diberi nama “Tau Iki Ora” di restoran dan toko oleh-oleh di Yogyakarta. Tapi keripik itu kemudian juga mampu masuk ke toko-toko modern di kota Yogyakarta, termasuk ke toko swalayan yang kurasinya tak mudah.

Hal tersebut dicapai setelah Yuwono mengambil pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pada 2020 sebesar Rp50 juta dengan tenor 2 tahun.

Dengan pembiayaan tersebut, ia mampu membeli beragam jenis alat produksi yang membuatnya bisa mendapatkan omzet Rp15 sampai Rp20 juta per bulan.

“Dengan pembiayaan, level usaha saya jadi lebih besar. Saya jadi bisa melayani toko swalayan di kota, yang tadinya cuma pusat oleh-oleh dan resto,” kata Yuwono.

Ke depan, dia berkeinginan untuk kembali mengambil pembiayaan dari BRI sambil tetap mempelajari karakteristik Ulva lactuca agar bisa diproduksi lebih efisien. Ia berharap keripik ganggang hijau atau rumput laut olahannya nantinya dapat mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.

Penyaluran pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu cara BRI untuk meningkatkan daya saing kelompok usaha penopang perekonomian nasional itu.

BRI tercatat telah menyalurkan kredit kepada UMKM senilai Rp1.038,9 triliun sampai kuartal III 2023 atau tumbuh 11,01 persen secara tahunan. Porsi kredit yang disalurkan BRI kepada UMKM mencapai 83,06 persen dari total kredit di kuartal III 2023.

Untuk mendapatkan pembiayaan dari BRI tidaklah rumit. “Kalau tidak salah, saya mengajukan di hari Selasa, di Jumat saya sudah tanda tangan untuk pencairan,” kata pemilik bisnis Reetha Clothes, Rita Hartanto, menambahkan.


Pelibatan UMKM

Selain mendapatkan pembiayaan dari BRI, Rita juga dilibatkan untuk mengikuti pameran UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 7 sampai 10 Desember 2023.

Ia merasa senang bisa terpilih untuk memamerkan produk hasil usahanya sejak lima tahun lalu, di ajang pemeran bergengsi itu. Selain tidak perlu mengeluarkan kocek untuk turut dalam pameran tersebut, dia juga bisa mendapatkan banyak pelanggan dan potensi kerja sama baru.

Hal itu diyakini dapat membuat bisnis yang selama ini hanya dipasarkan melalui media sosial dan platform online tersebut semakin berkembang.

Rita berharap dapat terus mengembangkan usaha pakaian wanita berbahan batik jumputan hingga bisa tembus ke pasar luar negeri. Omzet yang diraih rata-rata mencapai Rp20 juta sampai Rp30 juta per bulan pun diharapkan terus bertumbuh.

Usaha Rita tak hanya berbahan batik jumputan yang diproses secara manual oleh pembatik dari Kota Yogyakarta dan Solo, tetapi juga melibatkan para perempuan yang menjadi penjahit pakaiannya.

Ke depan Rita juga berharap dapat kembali memperoleh pembiayaan dari BRI untuk membuka toko offline di berbagai kota.

Pada gelaran di tahun kelima, BRI menargetkan pameran UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 dapat mencatatkan transaksi senilai 80 juta dolar AS atau sekitar Rp1 triliun.

“Yang penting bukan hanya transaksi yang di tempat ini, tapi dari hasil business matching, yaitu mempertemukan pelaku UMKM dengan buyer dari luar negeri, baik secara offline maupun online. Dan tahun ini kami targetkan akan mencapai 80 juta dolar AS atau sekitar Rp1 triliun yang dihasilkan dari pameran ini,” kata Direktur Utama BRI Sunarso , saat pembukaan pameran.

"Tau Iki Ora" dan "Reetha Clothes" merupakan dua di antara 700 UMKM yang telah dikurasi untuk berpartisipasi memamerkan produk mereka dalam UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023.

Selain pameran, UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 juga menghadirkan pendampingan bagi UMKM berupa edukasi terkait manajemen yang baik, dan edukasi untuk mengakses pasar global.

Secara umum, UMKM yang terlibat berasal dari lima sektor, yaitu Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, dan Fashion & Wastra, serta Healthcare/Wellness.

Selain Brilian Preneur, BRI juga berupaya meningkatkan daya saing UMKM dengan kegiatan seperti Pesta Rakyat Simpedes.

Pada 2023, Pesta Rakyat Simpedes yang digelar di 362 titik di 20 kota di seluruh Indonesia melibatkan 4.945 UMKM yang dapat memamerkan dagangannya dalam gelaran tersebut secara gratis.

Di Pesta Rakyat Simpedes, BRI juga menyelenggarakan Program Pojok X’sis, yakni kegiatan edukasi bisnis yang dapat diikuti baik oleh pelaku UMKM maupun pengunjung umum di Pesta Rakyat Simpedes.

Salah satu pelaku UMKM, Cletus Beru, mengaku menuai banyak keuntungan dengan terlibat dalam Pesta Rakyat Simpedes yang digelar di Denpasar, Bali. “Laku banyak, karena pengunjung ramai dan kami sebagai pelaku UMKM difasilitasi dengan baik,” katanya.

BRI berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam memberdayakan dan meningkatkan daya saing UMKM. BRI juga bertekad dapat mengembangkan eksosistem UMKM sesuai segmen bisnis dan integrasinya.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023