Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono menyatakan optimis pertumbuhan ekonomi selama tahun 2006 bisa mencapai 5,9 persen atau di atas perkiraan IMF sebesar 5,2 persen.
"IMF kelihatannya punya angka sendiri, tetapi kita selalu lebih optimis dan biasanya benar. Saya kira rangenya 5,9 persen bisa dicapai," kata Boediono usai mengikuti pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan PM Timor Leste Ramos Horta di Istana Negara Jakarta, Selasa.
IMF sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2006 hanya akan mencapai 5,2 persen. Pemerintah di APBN 2006 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2 persen, sementara dalam APBN Perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi yang akan dibahas dengan DPR sebesar 5,9 persen.
Boediono menjelaskan dasar optimismenya adalah pertumbuhan ekspor yang terus meningkat dan membaiknya iklim investasi.
"Saya optimis. Ekspor cukup baik, meski karena disebabkan meningkatnya harga komoditi tetapi itu menggenerate income. Income itukan menimbulkan multiplayer," katanya.
Ditambahkannya, angka penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) saat ini sudah mulai membalik, sehingga jika penerapan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia mulai diterapkan di Batam, Bintan dan Karimun diharapkan investasi segera mengalir.
"Kita harapkan selama 6 bulan ini semoga ada hasil," katanya.
Ketika ditanya apakah banyaknya bencana alam yang terjadi akan
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, Boediono mengatakan dampak dari bencana alam tidak terlalu besar.
"Bencana kan biasa terjadi. Kalau kita hitung-hitung tidak seperti yang dibayangkan. Sekarang di Jogjakarta kan sudah ada kegiatan kembali, petani mulai bercocok tanam. Jadi sektor produksi tidak terganggu meski rumah-rumah rusak," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006