Perkembangan mata uang terjadi akibat kondisi global, dan kita tidak akan bisa sepenuhnya lepas atau imun dari persoalan itu,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan kondisi perekonomian global yang belum menunjukkan perbaikan masih memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Perkembangan mata uang terjadi akibat kondisi global, dan kita tidak akan bisa sepenuhnya lepas atau imun dari persoalan itu," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Mahendra mengatakan pemerintah bergantung sepenuhnya pada kebijakan Bank Indonesia terkait pengelolaan rupiah dan antisipasi terhadap perkembangan yang terjadi di pasar uang.

"Instrumen yang dilakukan itu merupakan gagasan yang baik dan perlu didukung sehingga kami sepenuhnya mendukung langkah-langkah itu," ujarnya.

Namun, Mahendra tidak terlalu optimistis rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga akhir tahun masih sesuai dengan asumsi dalam APBN-Perubahan 2013 sebesar Rp9.600 per dolar AS.

"Memang tidak mudah untuk dijaga dengan tren seperti ini. Saya melihatnya perkembangan global ini akan masih berlangsung dan tidak mudah kalau sampai rata-rata Rp9.600," katanya.

Saat ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, belum bergerak nilainya atau stagnan pada posisi Rp10.045 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan bahwa langkah Bank Indonesia yang mengeluarkan instrumen "Foreign Exchange" (FX) "Swap" telah menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.

"Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertahan oleh langkah Bank Indonesia yang memiliki instrumen baru untuk menjaga nilai tukar rupiah," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan adanya fasilitas itu, dana asing yang keluar dari pasar modal dapat terdeteksi sehingga pergerakan nilai tukar domestik dapat lebih stabil.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp10.070 dibandingkan dengan posisi sebelumnya, Kamis (18/7), sebesar Rp10.059 per dolar AS.
(S034/N002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013