Jakarta (ANTARA) - Juru bicara muda Tim Pemenangan Nasional (TPN) Gita Permata mengungkapkan alasan bisa mendukung pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada Pilpres 2024 RI, karena mereka tidak dibesarkan dengan privilese.

"Ganjar-Mahfud sesuai dengan ideologi dan rasa yang saya anut selama ini. Saya lihat Pak Ganjar dan Pak Mahfud, ini orang biasa, dari kecil awalnya, enggak ada privilege, orang tuanya Pak Ganjar polisi dan mau pensiun," kata dia dalam diskusi Millenial Bertanya Anti Gagal yang juga dihadiri Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan Ganjar dan Mahfud berasal dari rakyat biasa dan tidak dibesarkan di dunia politik menggunakan keistimewaan, sehingga alumnus Universitas Indonesia (UI) itu mendukung kandidat yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo.

Gita juga mengatakan Ganjar sosok yang kuat menghadapi cobaan, karena eks Gubernur Jawa Tengah itu bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi dengan segala keterbatasan.

Menurut dia, cobaan hidup Ganjar semasa muda, persis dialami para milenial kekinian yang punya keterbatasan. Dari situ, dirinya pun menjatuhkan pilihan ke kandidat nomor urut 3.

"Itu yang membuat saya menjadi merasa terbakar semangat perjuangan sebagai anak muda. Pak Ganjar pada umur segitu bisa survive," kata Gita.

Menurutnya, Ganjar dan Mahfud punya nilai yang bisa diselaraskan pada anak anak muda, sebagai generasi penerus, menuju Indonesia unggul gerak cepat.

Gita mengajak para milenial untuk bisa menyosialisasikan visi dan misi Ganjar-Mahfud untuk memenangkan kandidat capres dan cawapres nomor urut 3 itu.

"Jadi, ayolah, saya merasa anak-anak muda ini harus bisa menunjukkan itu, kepeduliannya itu. Kita kalau bisa ngobrol-ngobrol, ketemu keluarga, jadi kita pendekatan dengan cara emosional. Jadi, ayolah jangan sampai kita terbuai, jangan sampai kita malas-malas," katanya.

Baca juga: Ketua TPN Ganjar-Mahfud ajak relawan sikapi hasil survei dengan kritis
Baca juga: Tim Hukum Ganjar-Mahfud apresiasi Bawaslu tolak laporan soal pantun

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023