Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama, Kamis (18/7), mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Palestina.
Di dalam percakapan telepon mereka, Obama "mendorong" pemimpin Israel dari kubu Hawkish tersebut agar terus bekerjasama dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry "guna melanjutkan perundingan dengan Palestina sesegera mungkin", kata Gedung Putih.
Dalam upaya keenam dan paling akhirnya bagi proses perdamaian Israel-Palestina yang dimulai pada Senin (15/7), Kerry mendapat pengesahan dari Liga Arab bagi usulnya mengenai dilanjutkannya pembicaraan langsung antara kedua pihak itu.
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu, setelah pertemuan dengan Kerry di Ibu Kota Jordania, Amman, delegasi Liga Arab mengatakan gagasan Kerry "merupakan dasar yang bagus dan lingkungan yang cocok bagi dimulainya perundingan, terutama masalah baru dan penting politik, ekonomi serta keamanan".
Kerry sendiri mengatakan dalam satu taklimat jurang pemisah antara Israel dan Palestina "telah diperkecil secara sangat mencolok" dan ia tetap berharap mereka akan "duduk di meja yang sama" dalam waktu dekat, demikian laporan Xinhua.
Israel tetap bungkam mengenai usul Kerry, tapi laporan pers mengatakan kebanyakan faksi di Organisasi Pembebasan Palestina menolaknya, sehingga pemimpin Palestina tak bisa mengambil keputusan.
Menurut beberapa laporan, Kerrry telah memutuskan untuk meninggalkan Jordania pada Jumat, setelah memperpanjang kehadirannya selama satu hari.
Netanyahu telah menyerukan agar pembicaraan dengan Palestina dilakukan "tanpa prasyarat", sementara Palestina meminta pembekuan pembangunan permukiman di wilayah pendudukan, pembebasan sebagian tahanan dan perundingan yang dilandasi atas garis sebelum Perang 1967.
(C003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013