New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah laporan yang beragam mendukung pandangan para ekonom bahwa Federal Reserve kemungkinan telah selesai menaikkan suku bunga pada siklus ini.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,59 persen menjadi 103,5443.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (7/12) mencatat klaim awal tunjangan pengangguran AS naik 1.000 klaim menjadi 220.000 klaim yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 2 Desember.
Data tersebut juga menunjukkan jumlah pengangguran menurun pada akhir November setelah klaim lanjutan mencapai angka tertinggi dalam dua tahun pada pertengahan bulan.
Ekonom Oxford Economics Nancy Vanden Houten mengatakan klaim awal tetap pada level yang konsisten dengan PHK yang relatif rendah.
Imbal hasil obligasi AS turun setelah laporan tersebut dengan imbal hasil tenor 2 tahun di 4,6 persen, sementara imbal hasil obligasi tenor 5 tahun dan 10 tahun mencapai 4,12 persen.
Ekonomi zona euro secara tak terduga terhenti pada kuartal ketiga tahun 2023, karena produk domestik bruto (PDB) di benua tua itu tidak menunjukkan ekspansi atau pertumbuhan dalam tiga bulan hingga September tahun ini.
Sementara itu, para pembuat kebijakan Jepang mengisyaratkan Bank of Japan (BOJ) dapat beralih dari rencana suku bunga yang sangat rendah.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0798 dolar AS dari 1,0769. Pound Inggris naik ke 1,2591 dolar AS dari 1,2560 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 143,4850 yen Jepang, lebih rendah dari 147,3640 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8745 franc Swiss dari 0,8747 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3595 dolar Kanada dari 1,3587 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 10,3816 krona Swedia dari 10,4735 krona Swedia.
Sumber: Xinhua
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023