Persoalan kelebihan kapasitas ini terjadi di seluruh Lapas di Indonesia"Jakarta (ANTARA News) - Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia Patrialis Akbar mengutarakan bahwa untuk mengatasi kelebihan kapasitas di lembaga-lembaga pemasyarakatan di Indonesia perlu dibangun lembaga pemasyarakatan baru dan mengelelola narapidana dengan pendekatan kemanusiaan.
"Kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta Medan serta kaburnya 12 narapidana di Rutan Batam karena berbagai persoalan di dalam Lapas," kata Patrialis Akbar pada diskusi "Dialektika Demokrasi: Kerusuhan LP Tanjung Gusta, Siapa Bertanggungjawab?" di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, Kamis.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalag Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani dan mantan narapidana Anton Medan.
Menurut Patrialis, persoalan yang terjadi di dalam Lapas terutama adalah kelebihan kapasitas sehingga kondisinya tidak manusiawi.
Ia menoncontohkan, Lapas Tanjung Gusta Medan yang berkapasitas 1.000 narapidana diisi sekitar 2.600 narapidana dan tahanan.
"Persoalan kelebihan kapasitas ini terjadi di seluruh Lapas di Indonesia," katanya.
Karena kelebihan kapasitas, menurut dia, narapidana tidak bisa tidur dan beraktivitas secara layak di dalam sel di Lapas.
"Sel yang seharusnya berisi delapan orang, diisi sampai 60 orang, sehingga para narapidana tidak bisa tidur terlentang. Untuk duduk pun sulit," katanya.
Menurut Patrialis, persoalan lainnya adalah fasilitas di dalam Lapas kurang manusiawi seperti kamar mandi, kakus, dan tempat cuci, serta ruangan sel yang kurang cahaya dan bau.
Demikian juga menu makanan sehari-hari, kata dia, kurang manusiawi.
"Masih ada persoalan lainnya yakni faktor psiokologis para narapidana, karena adanya jagoan di dalam ruangan sel," katanya.
Patrialis menambahkan, persoalan di dalam sel tersebut masih dipicu dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No 99 tahun 2012 tentang Pengetatan Remisi yang menurunkan harapan narapidana.
Narapidana yang hidup kurang manusiawi di dalam Lapas ditambah hilangnya harapan memperoleh remisi, menurut Patrialis, memicu prilaku kurang baik, bahkan kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta Medan.
Patrialis mengingatkan pemerintah harus segera menyelesaikan persoalan Lapas karena hal ini akan menjadi bom waktu jika tidak segera diatasi.
Ia mengusulkan, agar pemerintah membangun lapas baru agar para narapidana di dalam Lapas bisa hidup lebih manusiawi.
Dalam catatan Patrialis, di Indonesia ada 474 Lapas dan masih diperlukan sekitar 30 Lapas lagi.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013