Tujuan injeksi CO2 di lapangan kedua Pertamina ini adalah untuk mengkaji efek CO2 EOR dan penyimpanan CO2 dalam formasi bawah permukaan untuk lapangan migas

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Pertamina EP Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur sebagai implementasi teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS).

Sebelumnya, Pertamina juga telah melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang.

SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan implementasi injeksi CO2 dengan metode huff & puff di Lapangan Sukowati akan memberikan konfirmasi dan validasi mengenai teknologi EOR secara spesifik.

"Tujuan injeksi CO2 di lapangan kedua Pertamina ini adalah untuk mengkaji efek CO2 EOR dan penyimpanan CO2 dalam formasi bawah permukaan untuk lapangan migas. Hasil kajian ini diharapkan dapat diterapkan di lapangan-lapangan Pertamina lainnya yang sedang aktif melakukan kegiatan studi CO2-EOR, yang tentunya akan mendukung capaian target 1 juta BOPD pada 2030," ungkap Oki.

Sebanyak 500 ton CO2 diinjeksikan ke Sumur Sukowati-18 (SKW-18) selama 7 hari. Penerapan teknologi CCUS tersebut diharapkan meningkatkan produksi lapangan melalui penerapan CO2 enhanced oil recovery (EOR).

Program CCUS Pertamina itu ditandai dengan peresmian injeksi perdana CO2 ke Lapangan Sukowati menggunakan metode huff & puff yang dilakukan pada Kamis ini oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto, Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza, Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Awang Lazuardi.

Kemudian, GM Carbon Neutral Business Department, Overseas Business Division II JAPEX Kenichi Suzuki, dan Deputy Councilor, Hydrogen and CCS Project Department JOGMEC Hiroshi Okabe.

Senada dengan Oki, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE Awang Lazuardi menyampaikan ke depannya saat implementasi penuh, CCUS Lapangan Sukowati akan menggunakan CO2 bersumber dari Lapangan Jambaran Tiung Biru.

"Kami menyambut era baru, salah satunya CCUS untuk EOR migas. Ini akan bermanfaat untuk bisnis ke depan. Harapannya, hasilnya bisa di evaluasi dan dilanjutkan ke tahap implementasi penuh dengan sumber CO2 dari Jambaran Tiung Biru. Dengan inovasi CO2-EOR diharapkan bisa mendorong peningkatan produksi Sukowati," ucap Awang.

Sedangkan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyambut positif penerapan teknologi CCUS yang dilakukan Pertamina.

"Indonesia memiliki potensi besar di bidang CCUS, Lapangan Sukowati akan jadi contoh di masa depan dengan kapasitas CO2 yang besar. Kami berharap pelaksanaan CCUS di Sukowati bisa berhasil dan dapat menjadi pembelajaran pengembangan CCUS di lapangan lainnya," ungkap Tutuka.

Capaian CCUS di Lapangan Sukowati ini merupakan hasil studi bersama antara Pertamina, Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC), dan Japan Petroleum Exploration Company Limited (JAPEX) yang merupakan tindak lanjut dari joint study agreement para pihak yang ditandatangani pada Juli 2023 lalu.

Indonesia sendiri memiliki potensi menjadi besar dalam carbon capture storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS) dan demi menangkap peluang tersebut, saat ini Pertamina berkolaborasi bersama berbagai mitra strategis untuk pengembangan CCS/CCUS di seluruh Indonesia.

Selain di Lapangan Sukowati, Pertamina juga tengah mengembangkan program CCS/CCUS di tujuh lokasi lainnya di seluruh Indonesia, yaitu di Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Asri Basin, Jatibarang, Gundih, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.

Baca juga: Pertamina siap jadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia
Baca juga: Pertamina dan Chevron kerja sama pemanfaatan karbon
Baca juga: Dirjen Migas: Penerapan CCS jadi "game changer" di industri migas

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023