"Kalau di Facebook suka stalking-stalking hati-hati kemudian suka komen-komen like and share itu juga hati-hati, teman-teman komentarnya hati-hati tidak boleh yang aneh-aneh. Di sinilah cerdas pemilih bagi teman-teman," ujar Rahmat di Jakarta, Kamis.
Rahmat mengatakan Bawaslu telah membuat gugus tugas bersama sejumlah pemangku kepentingan, termasuk dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam upaya meredam peredaran berita hoaks terkait Pemilu 2024.
Baca juga: Bawaslu susun bank data cegah politisasi SARA
Upaya tersebut dilakukan untuk menghindari penyebaran gangguan informasi, termasuk hoaks yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pemilihan umum tersebut.
"Jadi kami melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Kementerian Kominfo untuk melakukan literasi digital dan juga penegakan hukum terhadap media sosial yang bermasalah ataupun pemberitaan di media sosial yang bermasalah," kata Rahmat.
Lebih lanjut, ia mendorong generasi muda untuk menjadi pemilih cerdas dalam gelaran pesta demokrasi lima tahunan ini. Mereka harus cermat dalam menimbang visi, misi, program, dan citra diri dari para calon yang berkontestasi.
Dia juga mengingatkan kepada pemilih muda untuk bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat dan pandangan dalam Pemilu 2024. Dia menegaskan perbedaan dalam pemilu merupakan hal yang lumrah.
"Apapun pilihannya, berbeda pilihannya kita tetap bersaudara. Biasa saja dalam hal berbeda pilihan. Inilah esensi dalam cerdas memilih dan bagaimana proses pemilihan umum dilakukan. Berbeda pilihan tetap dengan cinta. Inilah yang harus dilakukan," ujar dia.
Baca juga: Bawaslu: Warga bisa cabut APK yang dipasang tanpa izin di propertinya
Rahmat menambahkan bahwa dalam upaya mencegah berbagai permasalahan yang mungkin timbul selama Pemilu 2024 termasuk di ruang digital, para pemangku kepentingan, seperti KPU, Dewan Pers, serta TNI dan Polri telah melakukan deteksi dan mitigasi awal.
Dia menilai upaya tersebut berjalan efektif, terlihat dari lebih "ademnya" suasana di lini masa media sosial dibanding pada Pemilu 2019.
"Bisa dilihat banyak yang tidak terlalu ngegas di media sosial, banyak yang menahan diri juga tidak melakukan politisasi SARA dan kawan-kawannya. Inilah buah dari evaluasi kita dari tahun 2019," begitu papar Ketua Bawaslu.
Baca juga: Bawaslu segera panggil pihak yang terlibat dugaan pelanggaran Gibran
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023