Mataram (ANTARA) - Yayasan Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) Nusa Tenggara Barat bersama Pemerintah Kota Mataram menggelar pernyataan bersama untuk menuntaskan kasus tuberkulosis (TBC) di Mataram pada tahun 2030.

Kegiatan tersebut dihadiri Direktur Yayasan InSPIRASI NTB Nurjanah, Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang, jajaran Dinas Kesehatan Kota Mataram, dan sejumlah pihak terkait di Mataram, Kamis.

Dalam kesempatan itu Direktur Yayasan InSPIRASI NTB Nurjanah mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong layanan pemerintah dan swasta meningkatkan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) TBC.

"Selain itu, juga untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan akan pentingnya kolaborasi sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan TBC di Kota Mataram," katanya.

Baca juga: Pemkot Surakarta terus tekan kasus TBC

Melalui pernyataan bersama itu, kata dia, kolaborasi multipihak untuk membuat rilis berita dan menyampaikan kepada media juga bisa dilakukan.

"Dengan demikian, kita harapkan ada dokumen rilis berita untuk media terkait kolaborasi dengan multi pihak dalam upaya penanggulangan dan pencegahan TBC di Kota Mataram," katanya.

Di sisi lain, kata Nurjanah, kolaborasi ini juga penting untuk menghilangkan stigma negatif terhadap penderita TBC, karena TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan.

"Penderita TBC jangan takut, jika bisa berobat sesuai protokol yang ada, maka TBC bisa disembuhkan. Apalagi, kami juga punya kader 'pejuang dahak' yang siap turun melakukan penanggulangan dan pencegahan TBC di Kota Mataram," katanya.

Asisten I Setda Kota Mataram H Lalu Martawang dalam kegiatan itu menyampaikan bahwa data Dinas Kesehatan Kota Mataram menyebutkan capaian indikator penanggulangan dan pencegahan TBC di Mataram mencapai 71,98 persen atau 8.457 kasus dari 11.738 terduga tuberkulosis.

Baca juga: Dinkes Kudus lacak penderita TBC melalui investigasi kontak

"Sementara temuan kasus tercatat 1.974 orang dari target 2.414 orang. Sedangkan keberhasilan pengobatan mencapai 90 persen," katanya.

Dengan melihat data keberhasilan tersebut, Martawang berharap ada percepatan untuk menuntaskan kasus TBC di Kota Mataram pada tahun 2025 dan tidak harus menunggu sampai tahun 2030.

"Mataram bebas kasus TBC jangan ditargetkan tuntas tahun 2030, tetapi kita harus bisa lakukan percepatan menuntaskan kasus TBC pada tahun 2025," katanya.

Oleh karena itu, diperlukan gerakan dan kerja sama semua pihak terutama keluarga untuk segera membawa anggota keluarga atau orang di sekitarnya yang terindikasi TBC.

Peran keluarga dalam proses penyembuhan pasien TBC sangat penting, karena pengobatan TBC ini harus dilakukan secara berkelanjutan tanpa putus.

Baca juga: BRIN rumuskan strategi penanganan tuberkulosis di Indonesia

"TBC bukan kutukan, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan sampai tuntas dan tidak boleh setengah hati," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023