Dari 1 April hingga 30 September, pemerintah mengumumkan panen berkisar antara 450.000 ton hingga 500.000 ton, turun dibandingkan dengan 600.000 ton pada periode yang sama sebelumnya.
Pantai Gading menduduki peringkat pertama di dunia dalam hal produksi kakao. Tanaman tersebut memungkinkan sebagian besar penduduknya untuk mencari nafkah dan menghidupi diri sendiri.
"Kami juga melihat kurangnya minat terhadap budi daya kakao," kata Frederic Kouadio, seorang ahli agronomi, seraya menekankan bahwa budi daya kakao membutuhkan hujan dan sinar matahari yang teratur.
Menurut para ahli, kekhawatiran akan menurunnya panen kakao di Pantai Gading menyebabkan lonjakan mendadak harga kakao global dalam beberapa pekan terakhir.
Pantai Gading menghasilkan 2,4 juta ton kakao pada 2022.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023