Energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan penurunan energi dalam periode dua minggu terakhir ini...
Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengatakan berdasarkan evaluasi aktivitas gunung tersebut terjadi 464 kali erupsi selama November 2023.
"Terhitung dari 16 sampai 30 November 2023 tercatat terjadi 464 kali gempa letusan atau erupsi di puncak gunung tersebut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian, dalam laporannya yang diterima ANTARA di Kupang, Kamis.
Selain catatan laporan soal gempa akibat erupsi, pihaknya juga mencatat hanya terjadi tiga kali gempa guguran, kemudian 2.773 gempa hembusan, 10 kali gempa harmonik, dan 113 kali tremor non-harmonik.
Disamping itu juga berdasarkan pengamatan instrumental, Gunung Ile Lewotolok yang kini dalam status Waspada atau Level II itu mencatat terjadi tiga kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, dan 13 kali gempa tektonik jauh.
Baca juga: PVMBG: Waspada bahaya lahar Gunung Ile Lewotok NTT saat musim hujan
"Energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan penurunan energi dalam periode dua minggu terakhir ini dan masih di bawah ambang energi periode sebelumnya," ujar dia.
Lebih lanjut ia mengatakan penurunan energi seismik teramati juga dari menurunnya jumlah kegempaan yang terjadi selama dua pekan terakhir.
Disamping itu itu juga berdasarkan data pengukuran Elektonic Dsstance Measurement (EDM) pada periode dua minggu terakhir menghasilkan fluktuasi jarak miring dalam rentang 0,20 sampai 0,27 sentimeter diukur LWT1 dan 0,34 sampai 1,43 sentimeter di titik LTW2.
Berdasarkan hasil pengamatan instrumental tersebut PVMBG kemudian melihat potensi ancaman bahaya yang ditimbulkan dari gunung tersebut.
Sampai dengan saat ini suplai fluida magmatik dangkal dan dalam masih terjadi di gunung tersebut. Hal ini diindikasikan dari terekamnya tremor harmonik gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam.
"Dengan adanya data deformasi EDM memperlihatkan belum adanya perubahan yang signifikan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok," ujarnya.
Baca juga: Pos Pemantau catat 35 kali letusan di puncak gunung Ile Lewotolok
Baca juga: Pos Pemantau: Terjadi 90 kali letusan Gunung Ile Lewotolok NTT
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023