Kita carikan upaya..."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai menurunnya harga komoditas andalan yakni sektor migas, merupakan penyebab semakin tingginya defisit neraca transaksi berjalan.
"Dari nonmigas sebetulnya sudah surplus dan masih bisa dipertahankan. Namun tingginya defisit jasa dan negatif pada neraca migas yang menyebabkan neraca transaksi berjalan kita tadi dilaporkan Bank Indonesia sudah sangat tinggi," kata Hatta usai rapat koordinasi stabilisasi harga bahan pokok di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu.
Hatta menyebutkan harga sejumlah komoditi andalan yang mengalami penurunan, di antaranya minyak sawit mentah (CPO), batu bara dan karet.
"Ini yang harus kita jaga, jasa kita mengalami defisit yang besar. Kita carikan upaya," katanya.
Dia mengatakan harga produk Free on Board (FOB) dan Cost Insurance and Freight (CIF) harus diupayakan agar tidak terlalu jauh defisit jasanya.
"Masa kalau kita mengimpor, itu ditentukan pakai kapal ini, kapal itu. Dengan pola CIF ketika kita impor, orang lain yang menentukan," katanya.
Menurut dia, sektor pelayaran juga harus mampu untuk menentukan sistem yang menguntungkan neraca transaksi berjalan.
"Dalam jangka menengah harus kita lakukan untuk menjaga neraca transaksi berjalan kita," katanya.
Hatta mengatakan defisit transaksi modal juga tidak boleh terjadi yang menjadi pemicu defisit neraca transaksi berjalan karena akan terhambat pembiayaannya.
"Kita juga jaga neraca pembayaran. Kalau `netto outflow` terjadi terus, juga akan menyebabkan defisit neraca transaksi berjalan," katanya.
Hatta menilai kebijakan BI yang menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 6,5 persen berdampak positif walaupun pengaruh global masih cukup kuat tekanannya.
Dia berharap segera terjadi aliran dana yang masuk ke dalam negeri atau "inflow" dengan tiga perbaikan yakni, perbaiki daftar negatif investasi (DNI), pemotongan perizinan yang menghambat dan relaksasi insentif yang sudah dikeluarkan.
"Tiga paket ini harus dibarengi dengan stabilisasi rupiah, kemudian menjaga inflasi yang akan berdampak positif," katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013