Saat ini Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menaikkan suku bunga di tengah kondisi ekonomi dunia sedang melambat. Hal itu akan mendorong aliran dana investor asing kembali ke pasar modal Indonesia...
Jakarta (ANTARA News) - Aliran dana asing diperkirakan kembali masuk ke pasar modal domestik menyusul kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate menjadi 6,5 persen, kata seorang Analis pasar modal.
"Saat ini Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menaikkan suku bunga di tengah kondisi ekonomi dunia sedang melambat. Hal itu akan mendorong aliran dana investor asing kembali ke pasar modal Indonesia di Semester II," kata analis dari Recapital Securities, Agustini Hamid, di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan peluang dana investor asing kembali ke pasar modal Indonesia cukup besar karena sampai saat ini suku bunga di AS hanya sebesar 0,25 persen.
"Tujuan BI menaikkan suku bunga untuk menarik investor asing agar tetap menginvestasikan dananya di Indonesia," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, jika program stimulus ekonomi AS diputuskan untuk diperpanjang oleh The Fed maka dana asing akan kembali ke dalam negeri dan meningkat mencapai level 5.000 poin.
Agustini menambahkan pihaknya optimis IHSG BEI masih dapat mencapai level diatas 5.000 poin dengan ditopang oleh penguatan saham-saham di sektor infrastruktur, konstruksi bangunan, industri dasar khususnya sub sektor semen, konsumsi, perbankan dan pembiayaan.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan, dalam empat hari perdagangan terakhir, dana investor asing mulai kembali masuk ke pasar modal Indonesia meski belum signifikan. Hal itu dikarenakan bahwa sentimen eksternal lebih berperan dibandingkan dalam negeri.
"Apalagi nanti malam ini, The Fed akan memberikan testimoninya, diharapakan terlihat arah dari kebijakan The Fed untuk semester kedua 2013 nanti positif bagi pasar," ujar dia.
Satrio menyarankan dalam beberapa hari ke depan investor dapat mengoleksi saham-saham sektor perbankan, konsumer dan sub sektor konstruksi bangunan. Strategi investasinya adalah akumulasi ketika harga sahamnya sedang melemah (buy on weakness).
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013