Kupang (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan keberadaan kantor Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat menjadi lokasi koordinasi lintas pemangku kepentingan (stakeholder).
"Lokasi kantor ini lebih strategis dan bisa digunakan untuk koordinasi dengan pemangku kepentingan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah pariwisata super prioritas Labuan Bajo," kata Sandiaga dalam keterangan resmi yang diterima di Kupang, Rabu.
Sandiaga melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo untuk menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan 5 DPSP di Golo Mori, Labuan Bajo.
Dalam kunjungan kerja itu, ia menyempatkan waktu untuk melihat kantor BPOLBF yang menjadi satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada hari Selasa.
Baca juga: Pergerakan orang pada libur Natal dan Tahun Baru capai 200-250 juta
Menurut Sandiaga, lokasi kantor yang terletak di Jalan Soekarno Hatta bagian bawah itu strategis untuk memberikan pelayanan publik yang lebih prima kepada para pemangku kepentingan.
Dengan kehadiran kantor itu, maka koordinasi untuk pengembangan pariwisata di 11 wilayah kerja koordinatif BPOLBF dapat berjalan dengan lebih optimal.
Dalam kunjungan itu, Sandiaga juga memberikan apresiasi kepada BPOLBF yang telah menerima para siswa untuk magang di kantor tersebut.
Sandiaga berharap kesempatan itu menjadi momen baik bagi dua anak magang tersebut untuk mendukung ekosistem pariwisata di Labuan Bajo.
Baca juga: Menparekraf: Pergerakan wisnus hingga Oktober 2023 capai 688,78 juta
"Semoga adik-adik kita ikut menjadi tenaga kerja terampil di ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo," ujar dia.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan BPOLBF terbuka untuk memberikan pelayanan publik yang prima serta memperkuat koordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan terkait.
Ia berharap koordinasi dapat terjalin dengan baik untuk pengembangan pariwisata Labuan Bajo ke depan.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023