Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin memperingatkan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen bahwa "kemerdekaan Taiwan" tak akan berhasil dan reunifikasi dengan China akan terus berjalan.
"Saya ingin menekankan bahwa 'kemerdekaan Taiwan' tidak sejalan dengan perdamaian di Selat Taiwan, hal itu bahkan seperti api dan air. 'Kemerdekaan Taiwan' berarti perang dan 'kemerdekaan Taiwan' adalah jalan buntu," kata Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Selasa.
Wang Wenbin menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan soal pernyataan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen yang mengatakan dalam rapat umum Partai Progresif Demokratik (DPP) bahwa ia "tidak menginginkan perdamaian ala Hong Kong, dan ingin perdamaian yang bermartabat" menjelang pemilihan umum 2024 di Taiwan.
"Apapun retorika yang coba digunakan oleh otoritas DPP, mereka tidak dapat menutupi upaya untuk menghasut rakyat Taiwan dalam kereta perang 'kemerdekaan Taiwan', hal ini tidak dapat mengubah fakta bahwa elemen 'kemerdekaan Taiwan' pasti akan gagal dan tidak dapat menghentikan reunifikasi dengan China yang tidak dapat diubah," ungkap Wang Wenbin.
Di bawah kepemimpinan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) sejak 2016, Taiwan mengambil sikap keras menentang Beijing serta prinsip "Satu China" yang mengatakan bahwa Taiwan merupakan wilayah di bawah kekuasaan Beijing.
Kerasnya pendekatan DPP terhadap isu Taiwan mengakibatkan semakin memanasnya suasana di Selat Taiwan.
Taipei menuduh China terus masuk ke wilayah perairan atau di wilayah pertahanan udara mereka. Taipei pun meminta bantuan Amerika Serikat (AS) yang memiliki armada di Jepang untuk menurunkan kapal-kapal militer ke Selat Taiwan guna menegaskan prinsip Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) kemudian juga telah mengumumkan sudah menyetujui penjualan persenjataan ke Taiwan yang akan berlangsung dalam dua tahap. Nilai keseluruhan transaksi itu adalah 440 juta dollar AS, sebagian besar produk berupa amunisi dan logistik pendukung militer.
Taiwan pada September 2023 juga telah meluncurkan kapal selam pertahanan buatan dalam negeri pertamanya bernama "Narwhal" atau disebut juga "Hai Kun". Narwhal atau Hai Kun dalam bahasa Mandarin berarti "monster laut."
Kapal selam itu disebut Tsai Ing-wen sangat penting bagi angkatan laut Taiwan dalam hal strategi dan taktik untuk mengembangkan “kekuatan tempur asimetris,” mengacu pada kemampuan sebuah negara yang lebih lemah untuk mengalahkan negara yang lebih kuat, yaitu China dengan memanfaatkan kelemahannya.
Otoritas di bawah DPP per Januari 2024 juga berencana menambah lama wajib militer kembali menjadi dua tahun. Saat ini, wajib militer berjalan selama empat bulan dan dianggap tidak cukup membangun kesiapan jiwa dan pertahanan apabila terjadi konflik.
Taiwan diketahui bersiap untuk menggelar pemilihan presiden pada pertengahan Januari 2024.
Ada empat calon yang akan berkompetisi yaitu Wakil pemimpin Taiwan William Lai Ching-te selaku calon dari DPP, Wali Kota New Taipei Citu Hou Yu-ih sebagai perwakilan dari Kuomintang (KMT), Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) dan kandidat independen Terry Gou.
Baca juga: Jubir: China aman didatangi meski Taiwan sarankan warga tak pergi
Baca juga: Presiden Xi Jinping minta AS serius tidak dukung "kemerdekaan Taiwan"
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023