Algoritma berbasis deep-learning dapat mendeteksi kerusakan pankreas yang sulit diamati oleh mata manusia pada non-contrast CT-scan, sehingga memungkinkan peningkatan kualitas visual hasil pemindaian untuk kanker pankreas.
"Deteksi dini kanker pankreas sulit diwujudkan dalam pendeteksian konvensional, yang mengakibatkan terlambatnya deteksi dan prognosis buruk. Teknologi AI plus non-contrast CT bertujuan untuk menjadi sebuah perangkat yang efektif dan hemat biaya untuk mencapai deteksi kanker pankreas di tahap awal, dan membuat pendeteksian kanker pankreas skala besar mungkin dilakukan untuk mencegah kehilangan nyawa," kata Head of Damo Academy dari Alibaba dan anggota di IEEE Le Lu, dalam keterangan pers yang diterima, Selasa.
Menurut jurnal terbaru dari Nature Medicine, model yang dilatih pada lebih dari 3.200 set gambar, mencapai capaian tinggi pada indikator diagnostik yang penting.
Bekerja sama dengan lebih dari sepuluh institusi medis terkemuka dunia, peneliti dari DAMO Academy menggunakan metode pendeteksian berbasis AI untuk memeriksa lebih dari 20.000 pasien dan mendeteksi 31 kasus perubahan patologis yang sebelumnya terlewat oleh dokter.
Model ini telah digunakan lebih dari 500.000 kali di rumah sakit dan rangkaian pemeriksaan medis di Cina.
Tingkat kelangsungan hidup kanker pankreas memang rendah jika dibandingkan dengan kanker lain, sebagian disebabkan karena seringnya penyakit tersebut ditemukan pada tahap lanjut ketika pengobatan sulit untuk dilakukan.
Dikombinasikan dengan non-contrast CT imaging, teknologi pendeteksian dini dapat membantu dokter dengan deteksi dini kanker pankreas, sebagaimana penyakit tersebut cukup mengancam mengingat gejalanya sering tidak spesifik.
Hal Ini juga dapat diterapkan dalam upaya pendeteksian skala besar, misalnya, dengan menjadikan non-contrast CT sebagai pilihan dalam pemeriksaan medis rutin atau selama kunjungan ke departemen gawat darurat.
Jörg Kleeff & Ulrich Ronellenfitsch dari Universitas Martin-Luther Halle-Wittenberg, Pusat Medis Universitas Halle (Saale) di Jerman mengatakan matriks akurasi algoritma lebih superior dari beberapa metode pendeteksian yang diakui seperti Pap smear untuk kanker serviks atau mamografi untuk kanker payudara.
"Metode pemeriksaan Ini menarik untuk diintegrasikan sebagai metode spesifik dalam upaya pendeteksian skala besar. pendeteksian berbasis AI adalah pendekatan yang sangat menjanjikan dengan potensi untuk dampak klinis dalam waktu dekat," ucap mereka.
Baca juga: Dekan FKG UGM: Kemandirian alat kedokteran dukung pemerataan medis
Baca juga: Komisi EU setuju menunda aturan baru alat medis
Baca juga: Alat medis rumah sakit Indonesia tak kalah canggih dengan Singapura
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023