Lampung Selatan (ANTARA) - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kembali mengalami erupsi pada Selasa sore.
Menurut informasi yang disiarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi yang terjadi pada pukul 16.25 WIB terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi lebih kurang 49 detik.
Tinggi kolom letusan Gunung Anak Krakatau menurut PVMBG sekitar 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu yang keluar dari gunung api itu dilaporkan tebal dan berwarna kelabu, mengarah ke arah barat laut.
Gunung Anak Krakatau pada Selasa pukul 12.56 WIB juga dilaporkan mengalami erupsi dengan tinggi kolom letusan kurang lebih 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.
Erupsi yang terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 120 detik itu menimbulkan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
Pada Selasa dini hari, pukul 04.38 WIB, Gunung Anak Krakatau dilaporkan mengalami erupsi dan mengeluarkan abu tebal hitam ke arah barat laut.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan bahwa permukiman warga yang paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau berada di Pulau Sebesi.
Andi mengimbau warga dan nelayan untuk tidak mendekati area dalam radius lima kilometer dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.
"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Level III, Siaga," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan Aflah Efendi pun sudah mengimbau warga yang tinggal di daerah pesisir dan Pulau Sebesi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dampak erupsi Gunung Anak Krakatau.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak erupsi Gunung Anak Krakatau pada permukiman warga di daerah sekitarnya.
Baca juga:
Anak Krakatau semburkan abu setinggi 700 meter pagi ini
Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023