Jakarta (ANTARA News) - "Mendekatkan dirilah kalian kepada Allah dan luruslah dalam beramal, ketahuilah bahwa seseorang tidak akan selamat (masuk surga) hanya dengan amal-amalnya saja" ~ HR. Bukharie & Muslim.
Mendengar ucapan Nabi saw itu, seorang sahabat bertanya, "Engkau juga tidak bisa masuk surga hanya dengan amal-amalmu ya Rasulullah?".
Rasul menjawab, "Saya juga tidak, kecuali Allah swt memberikan rahmat (kasih sayang)Nya dan karuniaNya".
Dikisahkan ketika salah seorang abid (ahli ibadah) meninggal dunia, kemudian ruhnya dipanggil oleh Allah swt, lalu dikatakan padanya, :"Masuklah ke dalam surgaKu dengan rahmatKu".
Sang Abid, karena telah beribadah sepanjang hayatnya, merasa amalnya sangat banyak, lalu berkata kepada Allah, "Ya Allah (aku masuk surga) dengan amal-amalku”.
Allah swt berkata, "Dengan rahmatKu".
Dijawab lagi oleh sang Abid, "Dengan amalku Ya Allah".
Lalu Allah swt berkata, "Baik, sekarang mari kita timbang, antara amal-amalmu dengan rahmatKu".
Maka dihitunglah seluruh amal sang Abid, lalu diletakkan di satu bagian dari timbangan. Dan memang amal Abid ini sangatlah banyak, maklum, hampir sepanjang hidup kerjanya hanyalah beribadah.
Kemudian Allah swt memerintahkan untuk menghitung rahmat dan nikmat mata yang telah dirasakan oleh sang Abid seumur hidupnya di dunia, lalu diletakkan di bagian timbangan satu lagi.
Ketika dihitung, ternyata dengan menghitung rahmat mata saja, maka jumlah nikmat Allah swt sudah mengalahkan berat seluruh amal sang Abid selama hidupnya. Belum lagi dihitung berapa nikmat hidung, nikmat lidah, nikmat sehat, nikmat makan minum, nikmat tidur dan sebagainya.
Akhirnya sang Abid menyadarinya, "Benar Ya Allah, aku masuk surga dengan rahmatMu".
Sungguh benar ucapan Nabi saw, bahwa seseorang masuk surga, tidak disebabkan hanya oleh amal-amalnya saja. Sebab itu tidak cukup, amal harus ditambah dengan syarat-syarat lain. Beliau saw memberi wasiat kepada kita, agar selamat masuk surga dengan qaaribuu, taqarrub-lah kalian, dekatkan diri kepada Allah. Di samping saddiduu, berlaku lempang/lurus dalam kehidupan. Jangan kerjakan hal yang bengkok-bengkok yang dilarang oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Taqarrub di bulan Ramadhan ini, sangat banyak sarananya. Seperti sholat wajib tepat waktu, sholat tarawih, sholat malam, sholat-sholat sunnah, berdoa, berdzikir, membaca Al-Quran dan sebagainya.
Sedangkan Ramadhan melatih kehidupan kita agar berlaku sadid, lurus sebagai makhluk ciptaan Allah swt dalam beribadah, ber-muamalah maupun menjalankan amanah sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi ini.
Andai semua pepohonan di belantara hutan dijadikan pena,
Andai semua air yang ada di lautan dijadikan tinta,
Tak akan mampu untuk menuliskan betapa banyaknya
Kalimat kasih sayang Allah swt.
Pewarta: Tifatul Sembiring
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013