Balikpapan (ANTARA) - Calon Presiden RI Ganjar Pranowo berkomitmen mengurangi industri ekstraktif di Kalimantan Timur yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hal itu disampaikan Ganjar usai pertemuan dengan TPD, Caleg Koalisi, dan Relawan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.
Menurut dia, kebutuhan industri akan energi sudah semestinya beralih pada energi hijau yang tak merusak lingkungan.
Ganjar mengaku secara bertahap pihaknya akan menyiapkan transisi menuju energi hijau bila menjadi Presiden RI.
"Kami siapkan transisi energinya biar ekstraksi ini pelan-pelan bisa kami kurangi, terus kemudian tidak merusak," kata Ganjar.
Pola-pola ekstraktif seperti inilah, kata dia, yang penting untuk mengikuti cara-cara baru sebagai sebuah cara menjaga lingkungan yang kelasnya dunia.
"Itu butuh teknologi, SDM yang bagus, dan mesti memilah dan memilih mana yang akan terus kami ekstraksi dan mana yang akan kami siapkan transisi," sambungnya.
Selain itu, mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga menyebut akan mengasesmen kembali industri-industri besar yang beroperasi di Kalimantan Timur. Pasalnya, adanya industri ilegal pun membuat masalah lingkungan di Kalimantan Timur menjadi tak keruan.
"Biasanya yang menjadi problem adalah yang ilegal. Kalau legal, prosesnya akan sangat baik apakah amdalnya maupun kontrol rutin," ujar Ganjar.
Ia menilai pengetahuan masyarakat terkait dengan perubahan iklim juga masih belum menyeluruh. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan yang mendasar kepada para pelajar sejak dini terkait lingkungan hidup.
"Pendidikan tidak ada yang lain. Bisa dititipkan pada kurikulum guru-guru dengan sebuah isu yang baru dan anak muda sekarang sudah sangat aware pada isu itu," imbuhnya.
"Ekonomi sirkular menengah ke bawah sudah mengerti ekonomi hijau, ekonomi biru, ini edukasi. Ilmu-ilmu baru inilah yang perlu disosialisasikan ke bawah," pungkas Ganjar.
Baca juga: Ganjar pastikan kemudahan pendidikan untuk disabilitas
Baca juga: Ganjar konsolidasi di Kaltim targetkan raih 60 persen suara
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023