Teknik tidur militer ini seperti disiarkan Medical Daily akhir November lalu, dikembangkan oleh Bud Winter, seorang pelatih lari cepat Olimpiade dan tertulis di dalam bukunya berjudul "Relax and Win: Championship Performance."
Baca juga: Ada risiko kesehatan bila menunda waktu tidur 34 menit
Kedua, buat rileks otot-otot di wajah termasuk hilangkan ketegangan pada rahang dan alis. Ketiga, kendurkan otot-otot bahu, lengan, dan tangan.
Keempat, setelah otot tubuh bagian atas rileks, alihkan fokus relaksasi pada otot dada, perut, dan panggul hingga ke paha, lutut, betis, pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki.
Jika masih merasa terganggu, coba ulangi kalimat “jangan berpikir” selama beberapa detik.
Efek metode tidur militer itu mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Belum ada penelitian khusus yang membuktikan keampuhan atau manfaat teknik tersebut.
Baca juga: Olahraga dua jam sebelum tidur dapat membantu lebih nyenyak
Sebuah studi tahun 2018 menyarankan penerapan teknik pernapasan lambat, bersama dengan teknik relaksasi, sebagai alat yang ampuh untuk memerangi insomnia.
Menurut profesor bidang kedokteran olahraga dari program pengobatan olahraga Fakultas Kedokteran University of Minnesota William O. Roberts, seseorang membutuhkan rata-rata 20 menit untuk tertidur.
Kesulitan tidur bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain stres, perubahan jadwal kerja, dan kebiasaan makan.
Terkadang, hal ini bisa menjadi pertanda kondisi medis seperti kecemasan, depresi, refluks asam kronis, dan penyakit Parkinson. Dalam kasus seperti ini, penting untuk berkonsultasi dengan praktisi medis.
Baca juga: Penelitian ungkap tidur secara cukup bikin panjang umur
Baca juga: Tidur berkualitas penting sebelum berolahraga pagi
Baca juga: Atur rutinitas tidur siang agar tetap segar selama berpuasa
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023