Masyarakat utama lebih dikenal dengan masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman, dan ilmu,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Muhammadiyah berupaya mewujudkan masyarakat utama melalui gerak tajdid lintas zaman, kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Taufiqurrahman.
"Masyarakat utama lebih dikenal dengan masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman, dan ilmu," katanya di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, masyarakat semacam itu biasanya merujuk pada masyarakat Islam yang dibangun Nabi Muhammad SAW saat tinggal di Madinah.
"Ada proses yang mengantarkan terbentuknya masyarakat utama. Proses itu dimulai dari individu-individu yang saling berhubungan," katanya.
Ia mengatakan, jika hubungannya bersifat sementara, maka proses terbentuknya masyarakat utama tidak dapat berlangsung dengan baik. Proses hubungan antarindividu harus berjalan lama dalam sebuah wadah atau lingkungan yang menempatkan antarindividu berhubungan.
"Oleh karena itu, agar terjadi masyarakat utama, hal penting yang perlu dilakukan adalah pembentukan individu yang utama. Kami berupaya membentuk Muslim yang utama menuju masyarakat yang utama," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengadakan pengajian Ramadhan 1434 Hijriyah bertema "Tajdid Lintas Zaman Menuju Masyarakat yang Utama" pada 18-20 Juli 2013.
Materi kajian pengajian itu meliputi Muhammadiyah dan persoalan umat, problem keberagamaan umat di tengah modernitas, reaktualisasi tajdid Muhammadiyah dalam menjawab persoalan umat, tajdid Muhammadiyah dalam menjawab persoalan umat tinjauan problematika fikih di masyarakat.
Selain itu, kebijakan Muhammadiyah di tengah problem kebangsaan serta sinergitas antarelemen gerakan antikorupsi dalam mencegah dan memberantas korupsi menuju masyarakat utama.
"Pembicara dalam pengajian itu antara lain Khoiruddin Bashori, Mahli Zainuddin Tago, Haedar Nashir, Syamsul Anwar, Agung Danarta, dan Zaenal Arifin Mukhtar," katanya.
(B015/M008)
Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013