Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Prof. Dr. rer. nat. Achmad Benny Mutiara, SSi, S.Kom mengarahkan seluruh universitas hingga perguruan tinggi dengan jurusan Teknologi Informasi (TI) dalam Ilmu Komputer dan Teknik Informatika agar mahasiswanya wajib mampu menciptakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

“Pastinya kalau TI mereka (mahasiswa) wajib bisa membuat produk atau software (perangkat lunak) AI sendiri, tidak sekedar menggunakan atau mengoperasikan,” kata dia kepada ANTARA ditemui di Jakarta, Senin (4/12) malam.

“Saya arahkan (seluruh universitas dan perguruan tinggi dengan jurusan TI) fokus ke AI semua,” Benny menambahkan.

Baca juga: Tak gantikan manusia, Red AInstein bantu ciptakan peluang dunia bisnis

Hal ini tidak mengejutkan. Pasalnya, kemajuan teknologi, utamanya AI saat ini semakin pesat dan besar pengembangannya.

Permintaan pasar akan tenaga kerja TI yang mampu berkecimpung di dunia AI juga semakin tinggi, baik dalam negeri maupun global.

Benny mengatakan, pada dasarnya sejak lama jurusan TI di universitas dan perguruan tinggi memang telah mempelajari AI, yang masuk dalam salah satu kurikulum wajib.

Namun kini, konsentrasi terhadap teknologi tersebut perlu lebih didalami dan menjadi perhatian khusus, mengingat keadaan global saat ini.

“Ini harus, karena memang persaingannya di luar nanti lebih kuat. Karena AI sekarang itu sangat mempermudah manusia bekerja, di segala hal, mulai dari pemanfaatan dunia kedokteran bahkan hingga membantu berantas korupsi,” ujar Benny.

Sebelumnya pada Juli lalu perusahaan TI asal Amerika Serikat (AS) Deel membeberkan sejumlah bidang pekerja Indonesia yang paling sering direkrut oleh perusahaan asing, dan bidang teknologi merupakan yang terbanyak, termasuk di dalamnya yang dapat bermain dengan perangkat lunak AI.

Adapun lima bidang pekerjaan teratas yakni insinyur perangkat lunak (software engineer), asisten virtual (virtual assistant), tutor, desainer grafis, dan pengembang perangkat lunak (software developer).

Sementara sebaliknya, lima bidang pekerjaan tenaga kerja asing yang paling sering direkrut oleh perusahaan-perusahaan Indonesia adalah software engineer, manajer teknik (engineering manager), software developer, teknisi data (data engineer), dan teknik industri (quality assurance engineer).

Berdasarkan data dari platform Deel, perekrutan pekerja secara global tersebut meningkat lebih dari 145 persen sejak tahun 2022. Pertumbuhan perekrutan oleh perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik merupakan yang terpesat dibandingkan di belahan dunia lainnya.

Baca juga: AI DeepMind dari Google punya potensi ciptakan ribuan material baru

Baca juga: Next Level AI Conference: Wadahi Para Pelaku Bisnis dalam Pemanfaatan Artificial Intelligence

Baca juga: Kemenkominfo susun etika pengembangan dan penggunaan AI

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023