Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Burhanudin Abdullah berharap sisa utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dapat dilunasi pada tahun 2007. "Kalau bisa tahun depan selesai," kata Burhanuddin Abdulah usai melaksanakan pertemuan dengan Gubernur Bank Negara Malaysia Dr Zeti Akhtar Aziz, sehubungan dengan akan diadakannya MOU antara International Center for Education in Islamic Finance dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia di Jakarta, Senin. Sebelumnya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah sependapat untuk mempercepat pembayaran utang kepada IMF sebesar 7,51 miliar dolar AS yang selama ini ditaruh untuk menambah cadangan devisa. Pelunasan seluruh utang IMF dimungkinkan tahun ini, mengingat cadangan devisa yang cukup hingga akhir tahun dan tersedianya dana "second line of defence" (pertahanan lapis kedua) yang lain. Cadangan devisa RI saat ini mencapai 44 miliar dolar AS juga berarti atau cukup untuk 4,9 bulan impor serta pembayaran cicilan dan bunga utang luar negeri pemerintah. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah sependapat untuk mempercepat pembayaran utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 7,51 miliar dolar AS yang selama ini ditaruh untuk menambah cadangan devisa. Semula menurut BI, total yang akan dibayar pemerintah dalam dua tahap yaitu Juni dan akhir November atau Desember nanti adalah 5,131 miliar SDR (Special Drawing Right) atau setara 7,51 miliar dolar AS. Bahkan kata Burhanuddin, jika kondisi keuangan memungkinkan maka perlunasan dapat dilakukan pada tahun 2006. "Ya kita lihat kalau uang cukup akan kita lunasi. Kalau tidak cukup diundur enam bulan," kata Burhanuddin. Dia mengatakan, dalam melunasi hutang kepada IMF akan dilihat kondisi cadangan devisa Indonesia. Kondisi cadangan devisa harus bisa membiayai impor 4,5 - 4,7 bulan. Jika cadangan devisa lebih besar dari keperluan tersebut maka pelunasan hutang IMF dimungkinkan. "Lebih dari itu kita bayar," kata Burhanuddin. (*)

Copyright © ANTARA 2006