Kementrian Pemuda dan Olahraga siap untuk menjadikan PP PON sebagai center of excellence pada pemuda Indonesia. Saya melihat PP PON sudah berjalan ke arah yang benar"
Jakarta (ANTARA News) - Sepintas tidak terlihat kegiatan yang mencolok di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional atau yang lebih sering disebut PP PON Cibubur.

Kondisi itu sangat kontras dengan hiruk pikuk di pusat perbelanjaan Mal Cibubur Junction yang lokasinya berhadap-hadapan dengan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pemuda dan Olahraga itu.

Pagar pembatas di pintu gerbang bagian depan komplek dengan luas sekitar sembilan hektare itu dipenuhi pohon rindang, sehingga segala kegiatan yang berlangsung di dalamnya tidak akan terlihat secara langsung oleh mereka yang lalu lalang.

Bila malam menjelang, lampu hias yang dililitkan di batang pohon pelindung mulai memancarkan cahaya kerlap-kerlip, membuat suasana menjadi lebih semarak dan menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai.

Namun di bagian dalam, sekelompok anak-anak dan remaja tampak serius berlatih olahraga bela diri taekwondo di salah satu ruangan di Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI). Masyarakat umum memang lebih mengenal Gedung POPKI dibanding PP PON itu sendiri.

Tyas, seorang pelajar SD dengan wajah serius terlihat mengikuti instruksi pelatih melakukan tendangan lurus ke depan, sementara rekan-rekannya yang seusia, dengan sabar menunggu giliran.

Di sudut lainnya di gedung yang mampu menampung 5000 penonton itu, ibu-ibu yang merupakan orang tua peserta latihan, asyik bersenda gurau dengan sesama
mereka.

"Saya ingin menjadi atlet nasional agar bisa jalan-jalan ke luar negeri," kata Tyas ketika ditanya alasannya menekuni cabang taekwondo.

Taekwondo, salah satu cabang andalan Indonesia di arena internasional, menjadikan PP PON sebagai markas untuk pemusatan latihan menghadapi SEA Games 2013 di Myanmar pada Desember mendatang. Langkah taekwondo kemudian diikuti oleh tim sepak takraw.

PP PON memang tidak hanya berupa mengakomodasi kepentingan pengembangan olahraga semata, tapi juga kegiatan kepemudaan, sesuai dengan visi "Mewujudkan Sumber Daya Pemuda dan Olahraga Yang Berkualitas, Mandiri dan Berdaya Saing."

Pelatihan yang selama ini sudah menjadi "icon" pada PP PON adalah pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), pelatihan pertukaran pemuda antar negara dan pelatihan ketrampilan pemuda.

Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai kegiatan pun digelar, mulai dari pelatihan public speaking, pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa dan pemuda, pengembangan karakteristik Lembaga Penyiaran Radio Komunitas Pemuda, sampai pelatihan pembuatan pupuk kompos organik sebagai pelatihan wira usaha muda pemula.

Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo pun tampak antusias melihat berbagai bentuk kegiatan positif yang diselenggarakan oleh PP PON dan siap untuk menjadikannya sebagai "Center of Excellence" atau Kawah Candradimuka pagi para pemuda.

"Kementrian Pemuda dan Olahraga siap untuk menjadikan PP PON sebagai center of excellence pada pemuda Indonesia dengan merevitalisasi dan mengoptimalkan sarana yang ada. Saya melihat PP PON sudah berjalan ke arah yang benar," kata Roy.

Namun sayangnya, meski berlokasi di tempat yang strategis, yaitu berhadap-hadapan dengan pusat perbelanjaan megah Cibubur Junction dan hanya beberapa belas meter di depan pintu tol Cibubur, keberadaan PP PON tampaknya masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Kepala PP PON Cibubur Yuni Poerwanti mengakui bahwa unit yang dipimpinnya itu memang belum dikenal masyarakat luas dan bahkan banyak yang menyangka PP PON tersebut singkatan dari Panitia Pusat Pekan Olahraga Nasional.

Bahkan ada yang menyebut PB PON, karena ada yang pernah bertanya tentang cabang olahraga yg akan digelar pada PON mendatang.

Padahal menurut Yuni, PP PON mempunyai banyak sarana yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk mengadakan berbagai kegiatan, seperti Gedung Pemuda, Gedung Pemudi, Wisma Soegondo Djojopoespito, GOR POPKI, "guest house", lapangan sepak bola dan lapangan tenis,

Gedung Pemuda merupakan gedung serba guna dengan tempat duduk model teater yang mampu menampung 800 orang dan di tengahnya terdapat lapangan seluas lapangan basket.

Gedung Pemudi yang dibangun pada 1985 berlokasi tidak jauh dari Gedung Pemuda, khusus untuk kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) dan memiliki 9 ruang kelas yang masing-masing mampu menampung sampai 50 orang peserta.

Wisma Soegondo Djojopoespito adalah sarana penginapan dan pertemuan yang memiliki fasilitas kamar VIP dan 78 kamar standar hotel berbintang dan semua kamar dilengkapi AC, televisi LCD, air hangat dan wifi gratis untuk semua area.

Sementara GOR POPKI yang dibangun atas bantuan pemerintah Korea Selatan dengan standar internasional, memiliki luas bangunan 5.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 5.000 penonton.

Selain sebagai pusat latihan taekwondo, gedung ini juga bisa digunakan untuk cabang olahraga bola basket, bola voli, bulutangkis, gulat, silat dan futsal.

Pada SEA Games 2011, gedung tersebut dipercaya sebagai tuan rumah untuk cabang taekwondo dan futsal.

Gedung ini juga memiliki fasilitas ruang auditorium, ruang seminar, ruang eksibisi, pusat kebugaran, ruang kesehatan, ruang makan, mushola, toilet dan kamar tidur dengan kapasitas untuk 90 orang.

"Kami sebagai pengelola berusaha memberikan pelayanan terbaik dari semua fasilitas yang dimiliki PP-PON. Dalam konteks sarana dan prasarana kami menerapkan biaya pelayanan yang relatif murah karena tujuan dari PP PON ini memang bukan untuk mencari untung," kata Yuni.

Sebagai pusat kegiatan kreativitas pemuda, Yuni menegaskan bahwa PP PON juga mengajak anak muda untuk lebih kreatif dengan mengolah sampah dan daun yang ada di lokasi tersebut untuk dijadikan pupuk kompos organik .

"Hasilnya, berkat pelatihan pembuatan pupuk kompos organik dengan mengolah sampah dan daun yang ada di sekitar lokasi ini, para pemuda dan pemudi yang merupakan pegawai honorer di lingkungan PP PON mendapat hasil tambahan dengan menjual pupuk tersebut," kata Yuni. 

Oleh Atman Ahdiat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013