Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta masyarakat agar mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai dampak dari anomali cuaca.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan cuaca yang tidak menentu saat ini mempercepat berkembangbiaknya nyamuk tersebut.
"Oleh karena itu, upaya pemberantasan sarang nyamuk plus perlu terus digencarkan agar jentik nyamuk tersebut tidak berkembang," kata Emirald Isfihan.
Baca juga: Pemkot Kupang dukung penggunaan nyamuk ber-Wolbachia untuk atasi DBD
Sementara untuk nyamuk dewasa, kata dia, Dinkes Kota Mataram aktif melakukan pengasapan (fogging) fokus pada lokasi temuan kasus. Namun, jentik nyamuk tidak bisa mati meskipun sudah dilakukan fogging.
Menurut dia, jumlah kasus DBD di Kota Mataram selama tahun 2023 tercatat sebanyak 376 kasus dengan nol kasus kematian.
"Harapan kita melalui berbagai kegiatan PSN plus, tidak ada lagi tambahan kasus DBD dan kasus kematian bisa tetap nihil," katanya.
Baca juga: Dinkes Cirebon sukses tekan angka kasus penderita DBD
Di sisi lain, Emirald juga mengingatkan orang tua agar menjaga anak-anak untuk tidak terlalu banyak bermain di luar rumah guna menghindari gigitan nyamuk.
"Bila perlu anak-anak termasuk kita juga ketika di luar atau di dalam rumah menggunakan lotion anti nyamuk sebagai upaya mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Selain itu, untuk mengajak partisipasi masyarakat melakukan PSN, Dinkes Kota Mataram bersama aparat kelurahan dan lingkungan akan turun bersama tim dari puskesmas di wilayah masing-masing untuk melihat kondisi dan berbagai kasus kesehatan di lingkungan sekitar.
Baca juga: Dinkes Denpasar "fogging" ULV untuk cegah kasus DBD
"Target kami 11 puskesmas se-Kota Mataram minimal bisa turun ke lingkungan satu bulan sekali," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023