Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi tersebut terjadi pada Senin, pukul 12.41 WIB.
Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 71 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 50 detik. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah tenggara.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, Senin, mengatakan pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.
Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.
"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer," katanya.
Sejak kelahiran Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, sehingga Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi.
Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusan nya berkisar antara satu sampai enam tahun.
Gunung anak Krakatau yang berada di perairan selat Sunda Kabupaten Lampung Selatan, pada Senin telah mengeluarkan erupsi sebanyak lima kali.
Baca juga: Warga panik, Gunung Anak Krakatau erupsi lagi abu setinggi 1.500 meter
Baca juga: Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Senin setinggi 1.000 meter
Baca juga: Gunung Anak Krakatau kembali erupsi luncurkan abu setinggi 1.500 meter
Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023