Karawang (ANTARA) -
Anies mengatakan hal itu untuk merespons para santri di pesantren itu yang kompak menyampaikan bahwa kegiatan di pesantren melelahkan. Namun, Anies mengingatkan kepada para santri harus mau menjalani kegiatan yang melelahkan tersebut.
"Kalau mau jadi permata, harus mau digembleng, harus mau bekerja keras," kata Anies saat berdialog di hadapan ratusan santri.
Para santri di pesantren itu mengaku melakukan kegiatan sehari-hari dengan bangun tidur sejak pukul 03.00 WIB, lalu menjalani berbagai kegiatan hingga baru bisa tidur di jam 23.00 WIB.
Anies pun lalu menyampaikan pepatah kepada para santri bahwa batu bara dan permata merupakan benda berbeda walaupun berasal dari material yang sama.
Baca juga: Sukarelawan Gerakan Rakyat: Delapan juta anggota siap menangkan AMIN
Keduanya, lanjut Anies, berasal dari panas bumi. Namun, batu permata menempuh proses terkena panas dan tekanan yang sangat lama; sedangkan batu bara tidak melewati fase panas dan tekanan tersebut.
"Adik-adik di sini bangun jam 03.00, tidur jam 23.00, digembleng belajar tiap hari, karena insyaallah akan menjadi permata-permata," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Meski demikian, Anies menilai para santri di pesantren itu memiliki suasana hati yang ceria. Hal itu bisa menjadi indikator bahwa proses pendidikan di pesantren itu cukup baik.
Setelah itu, dia pun memberikan hadiah berupa sejadah dan sarung kepada tiga orang santri. Pada sesi akhir dialog, Anies juga menyampaikan visi dan misinya untuk membawa Indonesia berubah menjadi lebih baik kepada para pengajar di pesantren itu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Anies berkampanye kunjungi pondok pesantren modern di Karawang
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023