Denpasar (ANTARA News) - Sejumlah wisman, pelaku pariwisata dan biro perjalanan wisata mulai mempertanyakan seberapa jauh ancaman bencana di Bali dan kesiapan pemprov dalam menanggulanginya. "Gencarnya pemberitaan media massa di dalam maupun di luar negeri, mengenai bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Indonesia memang harus diakui telah membuat pelaku pariwisata menanyakan kondisi di sini," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Gde Nurjaya, di Denpasar, Senin. Ia mengakui bila pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak ditindaklanjuti dengan pencitraan yang positif dan hati-hati, dikhawatirkan terjadinya bencana di daerah lain membuat pariwisata di Bali kian terpuruk. Mereka umumnya, kata Nurjaya, mempertanyakan apakah bencana gempa yang disusul gelombang tsunami yang melanda Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, juga bisa berlanjut ke Bali. Disparda Bali sendiri sudah mengeluarkan pernyataan atau menyampaikan keterangan resmi kepada pihak-pihak terkait mengenai kondisi di Bali sesungguhnya dan seberapa jauh berpotensi terjadi bencana. Selain menjelaskan kondisi di Bali sebenarnya, pihaknya juga telah menyampaikan mengenai antisipasi apa yang sudah, telah dan akan dilakukan Pemprov Bali terkait ancaman bencana gempa dan tsunami. "Kita terus mengupayakan memberikan informasi sesungguhnya namun yang positif kepada pelaku usaha pariwisata soal kondisi di Bali," katanya. Pemprov Bali dan BMG sendiri, dalam upaya memantau sedini mungkin terjadinya gelombang tsunami serta mengurangi sedikit mungkin korban, berkeinginan memasang alat canggih memantau tsunami. Sebanyak delapan titik akan dipasang alat deteksi dini tsunami, "Tsunami Early Warning System" (TEWS), di Provinsi Bali dalam upaya untuk mengantisipasi datangnya bahaya gelombang laut itu. Delapan titik yang sudah dipersiapkan itu adalah Pantai Kuta (depan Hard Rock Hotel), Pantai Seminyak (depan Double Six), Pantai Petitengett, Pantai Kedonganan, Pantai Nusa Dua, Tanjung benoa, Dermaga Nelayan Benoa, serta Pantai Sanur (di areal Hotel Inna Sanur). Menara TEWS itu dirancang untuk tahan gempa dan tahan gelombang dengan pondasi sekitar dua meter persegi dan kedalaman lima meter persegi. (*)
Copyright © ANTARA 2006